Selasa, 30 Desember 2014

Siapa Bilang Yesus Hidup Membujang ?

Sabtu, 30 Agustus 2014

Siapa Bilang Yesus Hidup Membujang ?



Tak akan ada umat Kristen yang mau mempercayai bahwa Yesus mempunyai istri dan keturunan. Karena, mana mungkin Tuhan menikah dan mempunyai anak? Bahkan kita umat Islampun, akan tercengang tidak percaya bahwa dalam sejarah hidupnya Yesus pernah kawin dan mempunyai keturunan, karena selama ini kita juga dijejali oleh cerita kaum Kristen bahwa Yesus adalah Tuhan, maka mustahil seorang Tuhan menikah bahkan mempunyai anak.

Kita umat Islam meyakini Yesus (Isa as) adalah seorang manusia, seorang nabi sebagaimana nabi-nabi yang telah berlalu sebelumnya. Sehingga tidak mustahil bahwa Yesus menikah dan mempunyai keturunan. Namun sosok Yesus sebagai manusia yang terlibat dalam sejarah telah dikaburkan sedemikian rupa, sehingga sejarah asli Yesus benar-benar gelap bagi sebagian besar umat manusia. Yang tinggal adalah Yesus yang dibungkus dengan pakaian ketuhanan sehingga bagi orang-orang yang tidak mampu menggunakan akal sehatnya, menganggap Yesus benar-benar sebagai Tuhan.

Tapi bagi sebagian manusia yang mau menggunakan akalnya, ketuhanan Yesus menjadi sumber pertanyaan akal yang tidak pernah berhenti. Mereka-mereka inilah yang sedikit demi sedikit, menguak misteri sejarah hidup Yesus.

Salah satunya, adalah seorang teolog, pakar Perjanjian Baru dan Gulungan Laut Mati, Prof. DR. Barbara Thiering, dari Univ. of Sidney Australia. Setelah melakukan penelitian terhadap gulungan-gulungan Laut Mati (The Dead Sea Scrolls), selama 20 tahun, sampai kepada kesimpulan bahwa Yesus, beristri, bahkan lebih dari satu, alias poligami.

Barbara Thiering

Menurut sang Profesor, dalam sejarah kehidupan Yesus, Yesus pernah kawin bahkan dua kali. Dan upacara perkawinan Yesus, dapat ditelusuri dalam Perjanjian Baru sendiri, yaitu dalam Injil Markus-14:3, Yohanes-12:3 dan Lukas-7:37 dan seterusnya.

Markus-14:3.
Ketika Yesus berada di Betania, di rumah Simon si kusta, dan sedang duduk makan, datanglah seorang perempuan membawa suatu buli-buli pualam berisi minyak narwastu murni yang mahal harganya. Setelah dipecahkannya leher buli-buli itu, dicurahkannya minyak itu ke atas kepala Yesus.


Yohanes-12: 3
Maka Maria mengambil setengah kati minyak narwastu murni yang mahal harganya, lalu meminyaki kaki Yesus dan menyekanya dengan rambutnya; dan bau minyak semerbak di seluruh rumah itu.


Hubungan istimewa Yesus dengan Maria Magdalena, berabad-abad dibantah oleh gereja. Bahkan Maria Magdalena, difitnah sebagai seorang perempuan pendosa. Lihatlah Injil Lukas-7:37.
Tapi lanjutkan dengan membaca ayat-38 dari Injil yang sama: Lukas-7:38
Sambil menangis ia pergi berdiri di belakang Yesus dekat kaki-Nya, lalu membasahi kaki-Nya itu dengan air matanya dan menyekanya dengan rambutnya, kemudian ia mencium kaki-Nya dan meminyakinya dengan minyak wangi itu. 



Seorang perempuan yang mencurahkan minyak wangi ke kepala, ke kaki, dan menciumi lelaki tersebut, menurut Profesor Thiering, adalah upacara perkawinan bangsawan Yahudi. Dalam masyarakat Yahudi, tidak akan pernah ada seorang perempuan pun, yang ujug-ujug datang mencium seorang lelaki yang bukan muhrimnya karena perbuatan itu hukumannya adalah hukuman mati.
Yang perlu dipertegas lagi, Yesus adalah orang Yahudi yang meneruskan ajaran Nabi Musa as. Berdasarkan tradisi Yahudi, seseorang justru hanya akan diakui sebagai Rabi dan guru apabila seseorang itu menikah. Diperkuat dengan kenyataan bahwa orang Yahudi berpegang teguh pada perintah “Beranak cuculah dan bertambah banyak” (Kej. 1:27) dan pernyataan “Tidak baik kalau manusia itu seorang diri saja” (Kej. 2:18) serta tradisi bahwa seorang laki-laki Yahudi pertama-tama harus mempelajari Taurat (sebagai orang Yahudi Yesus juga mempelajari Taurat) sedangkan untuk mempelajari Taurat syaratnya adalah menikah.

Buku Karya Barbara Thiering
Bantahan Prof. Thiering terhadap klaim gereja yang selama berabad-abad menutupi hubungan istimewa Yesus dengan Maria Magdalena, didukung oleh penemuan Injil Philip di daerah Nag Hamadi, Mesir pada tahun 1945.

Dalam Injil Philip ini, disebutkan dengan jelas, “Ada tiga orang yang selalu berjalan bersama Yesus: Maria ibundanya dan Maria saudara ibunya, dan Magdalena, yang disebut sebagai pasangannya. Dan pasangan dari Sang Juru Selamat (Saviour) adalah Maria Magdalena. (Dia mencintai) nya, melebihi cintanya kepada murid-murid yang lain dan sering menciumnya di mulutnya. Murid-murid yang lain berkata kepadanya: “Kenapa engkau lebih mencintainya dari pada kami?”. Sang Juru Selamat menjawab dan berkata: Kenapa aku tidak mencintai kalian seperti mencintai dia?" (59, 6-12; 63, 32- 64, 5)
Selanjutnya dari hasil penelitian Prof. Thiering, terungkap fakta bahwa acara pernikahan Yesus dgn Maria Magdalena, diselenggarakan pada hari Jumat tgl 22 September  tahun 30 Masehi. Acara resepsinya diselenggarakan tiga tahun kemudian, yaitu pada 19 Maret tahun 33 Masehi, jam 12 malam. Besoknya Yesus ditangkap, dan disalibkan.

Perjamuan Terakhir / The Last Supper

Pada tgl 14 Juni 37 M, jadi 4 tahun setelah penyaliban, lahirlah anak Yesus yang pertama, yang diberi nama Jesus Justus. Anaknya yg ke-3 lahir pada 10 April 44 M. Namanya tidak diketahui. Anaknya yang ke-2 tidak ada informasi. Perkawinan Yesus yang kedua berlangsung dengan seorang perempuan yang bernama Lidia.

Kalau umat Islam, meragukan bahwa Yesus pernah kawin dan punya keturunan, maka buanglah keraguan itu jauh-jauh, karena Allah SWT berfirman dalam Alquran :

Sesungguhnya Kami telah mengutus Rasul-Rasul sebelum engkau, dan Kami memberikan istri-istri dan keturunan kepada mereka. Dan tidak ada hak bagi seorang Rasul mendatangkan sesuatu ayat (atau mukjizat) melainkan dengan izin Allah. Bagi tiap-tiap masa ada Kitab. (Qs.Ar-Ra’d: 38).

Jadi, siapa bilang Yesus hidup membunjang?

Hj Irena Handono : Pahami Sulitnya Menjadi Muallaf

Selasa, 26 Agustus 2014

Hj Irena Handono : Pahami Sulitnya Menjadi Muallaf

Setelah menjadi muallaf beberapa tahun lalu, Hj Irena Handono, semakin aktif dalam bidang dakwah. Tak hanya itu, dia pun tergerak untuk mencurahkan perhatiannya pada pembinaan muallaf.
 Hj Irena pun paham betul seluk beluk dalam pembinaan agar hasilnya lebih efektif. Menurutnya, agar pembinaan dapat berjalan dengan baik, para pembina terlebih dulu harus mengenali dengan baik masa lalu atau dunia awal para muallaf.

”Yang paling dibutuhkan untuk pembinaan dan pembelajaran bagi muallaf, kita harus ingat karena berasal dari rumpun yang berbeda, minimal para pembina harus faham tentang dunia mereka yang lama,” tandas pimpinan Irena Handono Center ini.


Kepada Damanhuri Zuhri dari Republika belum lama ini, Hj Irena memaparkan secara panjang lebar seputar upaya pembinaan muallaf, kondisinya kini, kendala dan bagaimana seharusnya umat memberikan kepedulian. Berikut petikan wawancaranya:

Bisa dijelaskan, langkah apa saja yang perlu dilakukan dalam rangka membina para muallaf?
Ketika kita berhadapan dengan persoalan muallaf dan kemudian menukik kepada pembinaan muallaf, kita harus faham dulu siapa yang dimaksudkan muallaf ini. Setelah kita faham barulah kita akan mampu melaksanakan suatu pembinaan.
Muallaf adalah mereka yang baru masuk Islam. Dalam arti kata mereka ini orang yang masih mempelajari Islam. Intisarinya, para muallaf berasal dari akidah yang berbeda dengan Islam. Sehingga ketika dia menyatakan diri menjadi Islam dengan ditandai mengucapkan dua kalimat syahadat, itulah awal hidupnya sebagai Islam.
Masalahnya, meniti hidup secara Islami ini yang bagaimana. Karena dia berangkat dari akidah yang bukan Islam, yang berbeda dengan Islam, sementara innaddina indallahil islam, agama yang mendapatkan ridha Allah hanya Islam, maka di sinilah belajar itu diperlukan.

Bagaimana metode balajarnya?
Macam-macam bentuknya. Tetapi yang penting, yang paling dibutuhkan untuk pembinaan atau pembelajaran bagi muallaf, kita harus ingat karena berasal dari rumpun yang berbeda, minimal para pembina ini harus faham tentang dunia mereka yang lama.
Bagi saya ini suatu kemutlakan karena kalau kita tidak mengenal atau tidak mengetahui bagaimana dunia mereka yang lama, maka kita menjadi tidak memahami atau memperlakukan dia sama dengan memperlakukan diri kita sendiri yang memang terlahir sebagai Islam.
Maka akan banyak muncul suatu benturan kecil atau besar yang sering kali karena si muallaf nantinya merasa, ”Saya kok nggak difahami?” ”Kenapa kok begini?” ”Kenapa kok begitu?”. Nah ini modal pembinaan, harus mengetahui, harus faham dunia awal si muallaf itu sendiri.

Materi apa yang paling dibutuhkan seorang muallaf?
Kembali lagi, kalau kita berbicara tentang sebuah agama, semua penganut agama di dunia ini menyatakan dirinya sebagai agamanya sebagai agama yang mutlak dan benar-benar dan benar. Kita berbicara dengan orang Kristen. Orang Kristen pun menyatakan seperti itu, juga orang Hindu, Budha dan lainnya.
Artinya, ketika seorang muallaf sudah menetapkan diri dengan keyakinan bahwa Islam agama yang haq, maka dia dibimbing untuk mengucapkan dua kalimat syahadat. Jadi, berarti proses, dan proses ini perlu diperkuat terus. Dikaji sampai benar-benar melekat dan menjadi penghayatan hidupnya.
Misalnya kita kembali pada zaman Rasulullah SAW, jujur saja semua sahabat itu muallaf. Benar nggak? Tapi permasalahannya bagaimana para sahabat Rasulullah SAW mempunyai keimanan yang demikian tegak, tak tergoyahkan seperti sahabat Bilal bin Rabah.
Nah, apa yang Rasulullah SAW tanamkan kepada Bilal dan juga para sahabat? Jawabannya adalah penanaman akidah tauhid. Tauhid itu kalau sudah tertancap luar biasa nggak bisa digoyang apapun.

Dari pengalaman selama ini, bagaimana  pembinaan kepada mereka, apakah sudah yang seperti diharapkan seperti yang dilakukan Rasulullah SAW kepada Bilal dan sahabat?
Saya berbicara dalam kaitan optimalisasi. Sesuai dengan tuntutan agama  bahwa ayat Allah dan hadis menyatakan bahwa kita harus selalu berevolusi dari hari ke hari. Jadikanlah hari ini lebih baik dari pada kemarin. Kalau saat ini bagaimana pembinaan muallaf, saya yakin bahwa apa yang sudah dilakukan oleh para pembina, tentu itu yang terbaik.

Kerudung dalam Tradisi Yahudi dan Kristen

Selasa, 19 Agustus 2014

Kerudung dalam Tradisi Yahudi dan Kristen

Menarik sekali statemen Menteri Dalam Negeri Italia Giulliano Amato, beberapa waktu lalu menjawab tuntutan dari kelompok ekstrim sekuler di Italia yang menginginkan agar dikeluarkannya larangan berkerudung bagi Muslimah di Italia. Ia mengatakan demikian, "Ketika Bunda Maria senantiasa memakai kerudung, lalu bagaimana bisa kalian berharap dari saya untuk menentang kerudung kaum Muslimah?"

Dan Amato menambahkan, "Bunda Maria adalah ibu dari nabi kita Isa al-Masih dan senantiasa memakai kerudung. Bila demikian kenyataannya, bagaimana mungkin saya menyetujui pelarangan kerudung di negara ini."

Wanita memakai busana longgar panjang dari leher hingga kaki dan memakai kerudung penutup kepala adalah suatu keumuman dari zaman ke zaman sebelum Rasulullah.  Ini terbukti dalam Bibel pun ada anjuran tegas mengenai kerudung. Dan kali ini kita akan bahas satu-persatu bagaimana pandang-an kedua agama tersebut (Yahudi & Kristen) memandang kerudung (penutup kepala).

Kerudung dalam Tradisi Yahudi
Seorang pemuka agama Yahudi, Rabbi Dr. Menachem M. Brayer, Professor Literatur Injil pada Universitas Yeshiva dalam bukunya, The Jewish woman in Rabbinic Literature, menulis bahwa baju bagi wanita Yahudi saat bepergian keluar rumah yaitu mengenakan penutup kepala yang terkadang bahkan harus menutup hampir seluruh muka dan hanya mening-galkan sebelah mata saja. Dalam bukunya tersebut ia mengutip pernyataan bebera-pa Rabbi (pendeta Yahudi) kuno yang terkenal: "Bukanlah layaknya anak-anak perempuan Israel yang berjalan keluar tanpa penutup kepala" dan "Terkutuklah laki-laki yang membiarkan rambut istrinya terlihat," dan "Wanita yang membiarkan rambutnya terbuka untuk berdandan membawa kemelaratan."

Hukum Yahudi melarang seorang Rabbi untuk memberikan berkat dan doa kepada wanita menikah yang tidak menutup kepalanya karena rambut yang tidak tertutup dianggap “telanjang". Dr Brayer juga mengatakan bahwa "Selama masa Tannaitic, wanita Yahudi yang tidak menggunakan penutup kepala dianggap penghinaan terhadap kesopanannya. Jika kepalanya tidak tertutup dia bisa dikenai denda sebanyak empat ratus zuzim untuk pelanggaran tersebut."

Kerudung juga menyimbolkan kondisi yang membedakan status dan kemewahan yang dimiliki wanita yang menge-nakannya. Kerudung kepala menandakan martabat dan keagungan seorang wanita bangsawan Yahudi.

Oleh karena itu di masyarakat Yahudi kuno, pelacur-pelacur tidak diperboleh-kan menutup kepalanya. Tetapi pelacur-pelacur sering memakai penutup kepala agar mereka lebih dihormati (S. W. Schneider, 1984, hal 237).
Wanita-wanita Yahudi di Eropa menggunakan kerudung sampai abad ke 19 hingga mereka bercampur baur dengan budaya sekuler. Dewasa ini, wanita-wanita Yahudi yang shalih tidak pernah memakai penutup kepala kecuali bila mereka mengunjungi sinagog (gereja Yahudi) (S.W.Schneider, 1984, hal. 238-239).

Kerudung dalam Tradisi Kristen
Hingga saat ini para Biarawati Katolik menutup kepalanya secara keseluruhan. Di Indonesia sebelum tahun 80-an pakai-an biarawati adalah jilbab, pakaian pan-jang longgar dari leher hingga menutup kaki serta berkerudung yang menutup leher dan dada (masih ingat telenovela Brazil, Dolcemaria). Namun era 80-an ke atas, jubah biarawati berubah menjadi pakaian panjang hanya sampai betis. Kerudung panjang menutup dada ber-ubah menjadi kerudung hanya penutup rambut dan leher terbuka.

Padahal menutup kepala atau ber-kerudung, adalah sebuah tuntunan dalam Bibel yang sudah ada sejak zaman sebe-lum Nabi Muhammad SAW.
I Korintus 11:5 Tetapi tiap-tiap perempuan yang berdoa atau bernubuat dengan kepala yang tidak bertudung, menghina kepalanya, sebab ia sama dengan perem-puan yang dicukur rambutnya.

I Korintus  11:13 Pertimbangkanlah sendiri: Patutkah perempuan berdoa kepada Allah dengan kepala yang tidak bertudung?
Bukan hanya itu, pernyataan St. Paul (atau Paulus) yang lain tentang kerudung adalah pada I Korintus 11:3-10. St Tertulian di dalam risalahnya "On The Veiling Of Virgins" menulis: "Wanita muda hendaklah engkau mengenakan kerudung saat ber-ada di jalan, demikian pula hendaknya engkau mengenakan di dalam gereja, mengenakannya saat berada di antara orang asing dan mengenakannya juga saat berada di antara saudara laki-lakimu."

Di antara hukum-hukum Canon pada Gereja Katolik dewasa ini, ada hukum yang memerintahkan wanita menutup kepalanya di dalam gereja (Clara M Henning, 1974, hal 272).

Subhanallah, Irene Handono Telah Islamkan 500 Lebih Muallaf

Selasa, 12 Agustus 2014

Subhanallah, Irene Handono Telah Islamkan 500 Lebih Muallaf



Pada 2003 Irena Center berdiri, semua bermula dari pengalaman pribadi, Irena Handono, mantan biarawati yang berkisah tentang sulitnya memperoleh binaan, seusai menyatakan  Muslimah.
Lembaga itu ialah pusat kajian dan pembinaan pembentengan akidah. Para peserta datang, tak hanya dari domestik, tetapi juga mancanegara. Ada Australia, Denmark, hingga Selandia Baru. “Tanpa pembinaan, sulit mereka mengenal Islam,” kata Irena.
Ada juga mualaf yang bingung, setelah masuk Islam bergabung ke majelis taklim mana? Adakah majelis taklim yang mau menerima mualaf? Ketika Lebaran mereka mau ke mana, karena diusir keluarganya. Ibaratnya, berbagai persoalan yang dihadapi mualaf, jawabannya bisa didapat di Irena Center.
Banyak kegiatan digelar. Mulai dari mereka yang baru tertarik Islam, berdiskusi, konsultasi, hingga yang mantap mengucapkan syahadat. Setelah masuk Islam baru dilakukan pembinaan. Pembinaan berkaitan dengan akidah, fikih, mengaji Alquran, serta membangun komunitas baru sesama mualaf.
Sebagai pusat mualaf, Irena Center berbeda dengan asrama atau pondok pesantren. Mualaf datang sesuai keperluannya, tapi tidak menginap. Kecuali ada pelatihan khusus yang memang mengharuskan para mualaf menginap.
“Seperti menjelang Ramadhan, para mualaf aktif mengikuti kegiatan di lembaga ini,” papar Irena yang sudah mengislamkan lebih dari 500 mualaf. Tak sedikit risiko yang harus dihadapi kala membina mualaf. Namun, Irena mengaku hanya pasrah kepada Allah.
Selama sembilan tahun eksis membina mualaf, Irena mengakui, tidak sedikit kendala yang dia hadapi. Setiap perjuangan penuh tantangan, tidak ada yang berjalan mulus. Mulai dari fitnah, teror, hingga pencemaran nama baik. Semua itu diserahkan sepenuhnya kepada Allah.
“Saya yakin bahwa apa yang dilakukan ini semata-mata hanya karena Allah. Pada akhirnya terbuka mana yang benar dan salah,” ungkap wanita yang menyatakan Islam sejak 1980-an ini.
Ada satu hal miris. Tidak sedikit mualaf yang diusir keluarganya, hancur usahanya. Karena Irena Center bukan yayasan zakat, ketika mereka membutuhkan bantuan finansial, sulit terpenuhi. “Kalau ada saya beri, tetapi kalau tidak ada, saya sedih sekali karena tidak bisa membantu mereka,” tutur Irena.
Hal ini mendorongnya mendirikan lembaga zakat. Ke depan, ia ingin mendirikan pondok pesantren mualaf, khususnya perempuan. “Semoga ada jalan dan Insya Allah ada jalan dari Allah,” ujarnya berharap.
An-Naba’ Center
Di lain pihak, An Naba’ Center eksis mendampingi mualaf sejak tahun 2006. Yayasan Pembinaan mualaf ini digagas oleh Syamsul Arifin Nababan. Motivasinya membina mualaf yang kerap tak terjamah.
Mereka ditempa dengan ilmu keislaman. Konsep pembinaannya melalui pondok pesantren. Secara fisik pesantren mualaf telah berdiri sejak 2008 di kawasan Sektor Sembilan Bintaro, Tangerang.
Sedangkan sebelumnya, Syamsul yang juga mualaf melakukan pembinaan secara berpindah-pindah dari masjid ke masjid. Kini dengan adanya pondok pesantren, pembinaan mualaf bisa lebih fokus lagi. (sumber: republika.co.id./11/08/2012)
-----
Disadur dari  http://www.muslimuna.com/2012/11/subhanallah-irene-handono-telah.html?m=0

Korupsi Ayat (Respon Atas Statement JIL)

Jumat, 22 Agustus 2014

Korupsi Ayat (Respon Atas Statement JIL)

Beberapa waktu lalu tokoh JIL, Ulil Absar Abdala berkomentar di twitter-nya, bahwa Alquran tidak lengkap, lengkapnya ada dalam Perjanjian Lama (Bibel).
Berikut kutipan percakapan Ulil di twitter-nya pada 6 Februari 2013,
“Yang lebih tepat: Taurat menafsirkan Quran, sebab banyak info di Quran tentang kisah-kisah Yahudi tidak lengkap. Sepotong-sepotong. Tapi karena banyak keterangan di Quran tentang kisah-kisah Israel terpotong-potong, jadi yang ingin tahu lengkapnya bisa merujuk Taurat. Baca saja Perjanjian Lama dalam bahasa Indonesia. Itu Kitab Suci Yahudi.”
Insya Allah bagi kita yang telah mempelajari Kristologi atau mengikuti melalui buku-buku atau video tentu akan paham dan geleng-geleng atas komentar Ulil ini. Dua kemungkinan pada sang tokoh JIL ini, mungkinkah dia sama sekali tidak paham tentang Kristologi dan Yahudiologi atau terpola oleh doktrin “Semua Agama Sama”, maka dia menganggap seluruh kitab, Alquran, Bibel, Taurat, Talmud adalah kitab yang memiliki derajat sama. Sama-sama benar, sama-sama wahyu Tuhan. Naif sekali.
Tapi bagaimana jika yang diajak diskusi oleh Ulil atau orang-orang yang membaca komentar Ulil adalah orang-orang yang sama sekali tidak paham dan tanpa mengklarifikasi langsung menelan mentah-mentah menjadikan kebenaran pendapat tokoh JIL ini? Ini berbahaya.
Alquran adalah petunjuk hidup yang lengkap sempurna untuk mencapai tujuan puncak umat manusia. Allah berfirman: “Menunjukkan kepada kebenaran dan jalan yang lurus.“ (TQS 46:30)
Di tempat lain, setelah menyebutkan Taurat dan Injil, Allah berfirman: “Kami turunkan Alquran kepadamu dengan membawa kebenaran, untuk membenarkan dan mengoreksi kitab yang sebelumnya. “ (TQS 5:48)
Mengenai bahwa Alquran meliputi segala sesuatu, Allah berfirman: “Kami menurunkan Al-Quran kepadamu untuk menjelaskan segala sesuatu.” (TQS 16:89).
Lalu bagaimana dengan Taurat yang terdapat dalam Perjanjian Lama yang ada saat ini? Apakah masih terjaga keasliannya? Kita yakin dengan firman Allah SWT, maka dengan tegas kita jawab, TIDAK. Karena Alquran justru diturunkan untuk mengkoreksi kesalahan-kesalahan dan meluruskan kembali penyimpangan-penyimpangan yang terdapat dalam Taurat.
Bagaimana menjelaskan ayat Allah di atas dari sisi Kristologi, insya Allah kita akan bahas kembali di kesempatan kali ini.
Perjanjian Lama adalah bagian dari Bibel (kitab suci umat Kristen), yang mereka sebut sebagai Alkitab. Sebenarnya sebutan Alkitab sendiri merupakan upaya yang dilakukan missionaris dalam menyebarkan agamanya ke negeri-negeri Muslim agar umat Islam menganggap Bibel mereka adalah wahyu Allah SWT kepada Nabi Isa as. Padahal tidak demikian. Bibel terdiri atas dua bagian yakni Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Dan Taurat terletak di dalam Perjanjian Lama.
Kembali kita mengulang kajian yang pernah kita bahas sebelumnya. Kitab Perjanjian Lama atau Old Testament atau disebut Tenakh, terdiri dari 39 kitab yang terbagi 3 bagian yaitu: Tora, Nebiim dan Ketubim. Lima kitab pertama dari Perjanjian Lama adalah Tora atau Taurat yang berarti pengajaran, yakni Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan dan Ulangan.
Lalu sisanya 34 kitab? Terdiri atas Nebiim yang berarti kitab para nabi, dan Ketubim berarti pujian. 
Dalam Ketubim terdapat Mazmur (atau yang mereka yakini sebagai Zabur-nya Nabi Daud as), Amsal Sulaiman, Ayub, Kidung Agung, Rut, Ratapan, Pengkhotbah, Ester, Daniel, Ezra, Nehemia, Tawarikh.
Kitab Amsal 7 : 18-19
Marilah kita memuaskan berahi hingga pagi hari, dan bersama-sama menikmati asmara. Karena suamiku tidak di rumah, ia sedang dalam perjalanan jauh.

Kidung Agung 1:2,13
Kiranya ia mencium aku dengan kecupan! Karena cintamu lebih nikmat dari pada anggur, Bagiku kekasihku bagaikan sebungkus mur, tersisip di antara buah dadaku.

Kidung Agung 7:11-12
Mari, kekasihku, kita pergi ke padang, bermalam di antara bunga-bunga pacar! Mari, kita pergi pagi-pagi ke kebun anggur dan melihat apakah pohon anggur sudah berkuncup, apakah sudah mekar bunganya, apakah pohon-pohon delima sudah berbunga! Di sanalah aku akan memberikan cintaku kepadamu! Semerbak bau buah dudaim; dekat pintu kita ada pelbagai buah-buah yang lezat, yang telah lama dan yang baru saja dipetik. Itu telah kusimpan bagimu, kekasihku!

Hosea 3:1
Berfirmanlah TUHAN kepadaku: "Pergilah lagi, cintailah perempuan yang suka bersundal dan berzinah, seperti TUHAN juga mencintai orang Israel, sekalipun mereka berpaling kepada allah-allah lain dan menyukai kue kismis."

Sayapun baru membaca ayat-ayat di atas ketika sudah berada di luar gereja. Dan cukup terkejut seperti pembaca sekalian. Tak mampu berkata apa-apa, hanya terperangah. Dan sungguh bersyukur atas nikmat iman dan Islam yang Allah SWT berikan pada saya.

David M. Carr, Professor Perjanjian Lama di Union Theological Seminary, memandang Bibel sebagai firman yang erotis dalam bukunya The Erotic Word (2003). Istilah-istilah dalam Bibel yang menunjukkan aktifitas seks sebagian besar menggunakan kata-kata yang vulgar dan tidak santun. Bahkan penggunaan eufemisme dipergunakan Bibel untuk organ-organ seks seperti : penis, vagina, klitoris dan payudara.  Alat kelamin laki-laki dikiaskan sebagai kaki. Alat kelamin wanita dikiaskan sebagai kebun, pintu, klitoris dikiaskan gagang pintu, payudara dikiaskan buah, kijang, menara, dll.

Simak ayat Bibel berikut,
Kidung Agung 5:2-5
Aku tidur, tetapi hatiku bangun. Dengarlah, kekasihku mengetuk. "Bukalah pintu, dinda, manisku, merpatiku, idam-idamanku, karena kepalaku penuh embun, dan rambutku penuh tetesan embun malam!" "Bajuku telah kutanggalkan, apakah aku akan mengenakannya lagi? Kakiku telah kubasuh, apakah aku akan mengotorkannya pula?" Kekasihku memasukkan tangannya melalui lobang pintu, berdebar-debarlah hatiku. Aku bangun untuk membuka pintu bagi kekasihku, tanganku bertetesan mur; bertetesan cairan mur jari-jariku pada pegangan kancing pintu.
Tentu, bagaimana mungkin sebuah kitab yang dikatakan suci sebagai tuntunan agama, panduan moralitas, memuat kalimat-kalimat yang demikian. Dari sini saja kita sudah bisa membuktikan bahwa Perjanjian Lama bukan kitab suci. Dan masih banyak lagi ayat-ayat dengan kalimat tidak patut semacam itu yang bertebaran di Perjanjian Lama. Belum lagi yang ayat-ayat terorisme, ayat-ayat irasional, inkonsistensi, kontradiktif, dsb.
Namun ada yang penting yang harus diketahui oleh umat Islam agar tak mudah terpedaya oleh pemikiran-pemikiran kaum JIL. Berikut ini adalah sebuah pengakuan jujur dari para tokoh gereja, para rohaniawan dan ilmuwan gereja.
  • Prof Alvar Ellegard dalam bukunya Jesus 100 Years Before Christ (1999) mengatakan, “Tujuan mereka adalah untuk menyebarkan cerita tentang Yesus yang dikemas sesuai dengan ajaran yang telah ditetapkan Gereja mereka, yang  dipungut dari berbagai sumber yang cocok dengan keinginan mereka, baik dari sumber sejarah, cerita dongeng, maupun khayalan.”
  • Dr GC van Niftrik dan DS BJ Boland dalam buku Dogmatika Masa Kini (1967) menyatakan terus terang, “Kita tidak usah malu-malu mengakui bahwa terdapat berbagai kekhilafan tentang angka-angka perhitungan, tahun dan fakta. Dan tak perlu kita pertanggungkan kekhilafan itu pada caranya.”
  • Dr  R Soedarmo: “Dengan pandangan bahwa Kitab Suci hanya catatan saja dari orang, maka diakui juga bahwa di dalam Kitab Suci mungkin sekali ada kesalahan. Oleh karena itu Kitab Suci mungkin sekali ada kesalahan. Kitab Suci dengan bentuk sekarang masih dapat diperbaiki” (Ikhtisar Dogmatika, BPK Jakarta, 1965 hal.47).
  • Drs ME Duyverman: “Ada kalanya penyalin tersentuh pada kesalahan dalam naskah asli yang dipergunakannya, lalu kesalahan itu diperbaikinya, padahal perbaikan itu sering mengakibatkan perbedaan yang lebih besar dengan yang sungguh asli. Dan kira-kira pada abad keempat, di Antiochia diadakan penyelidikan dan penyesuaian salinan-salinan; agaknya terdorong oleh perbedaan yang sudah terlalu besar di antara salinan-salinan yang dipergunakan dengan resmi dalam Gereja.”
  • Herman Bakels (1871-1954) dalam buku “Nij Ketters? Ya..Om deere Gods”, ia menuliskan: “Akan tetapi Bijbel (Bibel) kita ini, pasti saya ketahui. Sudah 30 tahun lamanya saya mengincah (mempelajari) Bijbel kita ini dari awal sampai akhir. Oleh karena itu terus terang saya katakan, bahwa di Eropa, saya belum kenal sebuah kitab yang lebih padat dengan hal-hal yang tidak benar dari pada Bijbel.”
Demikianlah pendapat para ahli Teologi Kristen tentang kitab sucinya. Bagaimana mungkin seorang yang mengaku Muslim malah justru membela kitab orang lain yang oleh pemiliknya sendiri bahkan dikatakan sudah ter-KORUPSI?

Paus: Natal Bukan 25 Desember

Kamis, 21 Agustus 2014

Paus: Natal Bukan 25 Desember

Kejadian menghebohkan dunia Kristen baru saja terjadi, setelah ada pengungkapan jujur dari tokoh besar Kristen yakni Paus Benedictus XVI. Ia menulis sebuah buku, ‘Jesus of Nazareth: The Infancy Narrative’ yang diluncurkan Rabu (21/11/2012). Ia membongkar beberapa fakta yang mengejutkan seputar kelahiran Yesus Kristus. Antara lain menurutnya,
  • Kalender Kristen salah. Perhitungan tentang kelahiran Yesus yang selama ini diyakini adalah keliru. Kemungkinan, Yesus dilahirkan antara tahun 6 SM dan 4 SM.
  • Materi-materi yang muncul dalam tradisi perayaan Natal, seperti rusa, keledai dan binatang-binatang lainnya dalam kisah kelahiran Yesus, menurutnya sebenarnya tidak ada. Alias hanya mengada-ada.
  • Paus Benediktus XVI juga mempermasalahkan tempat kelahiran Yesus, menurutnya, Yesus bukan lahir di Nazareth sebagaimana yang diyakini secara umum.

Kata Sumber Kristen tentang Natal?
a.      Catholic Encyclopedia edisi 1911 bab “Christmas” : Natal bukanlah upacara gereja yang pertama … melainkan ia diyakini berasal dari Mesir, perayaan yang diselenggarakan oleh para penyembah berhala dan jatuh pada bulan Januari, kemudian dijadikan hari kelahiran Yesus.
b.      Encyclopedia Britannica edisi 1946 : Natal bukanlah upacara gereja abad pertama. Yesus Kristus atau para muridnya tidak pernah menyelenggarakannya, dan Bibel juga tidak pernah menganjurkannya. Upacara ini diambil oleh gereja dari kepercayaan kafir penyembah berhala.
c.       Encyclopedia Americana edisi 1944 : Menurut para ahli, pada abad-abad permulaan, Natal tidak pernah dirayakan oleh umat Kristen. Pada umumnya umat Kristen hanya merayakan hari kematian orang-orang terkemuka saja, dan tidak pernah merayakan hari kelahiran orang tersebut … Perayaan Natal yang dianggap sebagai hari kelahiran Yesus mulai diresmikan pada abad ke-4 Masehi. Pada abad ke-5 Masehi Gereja Barat memerintahkan kepada umat Kristen untuk merayakan hari kelahiran Yesus, yang diambil dari hari pesta bangsa Roma yang merayakan hari “Kelahiran Dewa Matahari”. Sebab tidak seorangpun mengetahui hari kelahiran Yesus.
d.      New Schaff-Herzog Encyclopedia of Religious Knowledge, Christmas :
Adat kepercayaan pagan Brumalia dan Saturnalia yang sudah sangat akrab di masyarakat Roma diambil Kristen ... Perayaan ini dilestarikan oleh Kristen dengan sedikit mengubah jiwa dan tata caranya. Para pendeta Kristen di Barat dan di Timur Dekat menentang perayaan kelahiran Yesus yang meniru agama berhala ini. Di samping itu Kristen Mesopotamia yang menuding Kristen Barat (Katholik Roma) telah mengadopsi model penyembahan kepada Dewa Matahari.
Bibel Mengutuk pohon Natal
Tidak ada perayaan Natal tanpa pohon Natal. Padahal sebagaimana dapat dibaca dari buku-buku sejarah, perayaan Natal dan pohon Natal sudah ada semenjak zaman dahulu kala, jauh sebelum Yesus dilahirkan. Perayaan Natal ini sesungguhnya merupakan tradisi lama dari para penganut penyembah berhala (paganisme).
Nimrod atau Raja Namrudz adalah salah satu tokoh yang diyakini dalam paganisme yang tetap hidup abadi meski jasadnya telah tiada. Semiramis ibunya menjadikan pohon evergreen (cemara) yang bisa tumbuh dari kayu yang sudah mati sebagai simbol kehidupan baru Nimrod setelah mati. Dan Nimrod dianggap selalu ada di pohon tersebut tiap hari kelahirannya tiba, sehingga sering dihiasi dengan aksesoris yang gemerlap dan di bawahnya sering diletakkan aneka bingkisan.  Mari kita telaah terlebih dahulu Yeremia 10: 2-5,
Beginilah firman Tuhan: “Janganlah biasakan dirimu dengan tingkah langkah bangsa-bangsa, janganlah gentar terhadap tanda-tanda di langit, sekalipun bangsa-bangsa gentar terhadapnya. Sebab yang disegani bangsa-bangsa adalah kesia-siaan. Bukankah berhala itu pohon kayu yang ditebang orang dari hutan, yang dikerjakan dengan pahat oleh tukang kayu? Orang memperindahnya dengan emas dan perak; orang memperkuatnya dengan paku dan palu supaya jangan goyang. Berhala itu sama seperti orang-orangan di kebun mentimun. Tidak dapat berbicara; orang harus mengangkatnya, sebab ia tidak dapat melangkah. Janganlah takut kepadanya, sebab berhala itu tidak dapat berbuat jahat, dan berbuat baik pun ia tidak dapat.
Dalam kitab Yeremia (bagian dari Perjanjian Lama) tersebut begitu jelas bahwa Bibel menentang adanya pemberhalaan terhadap pohon kayu.
Natal Menjadi Budaya
Natal sesungguhnya adalah perayaan penyembah berhala atau kaum paganis yang telah di “baptis” oleh Gereja. Namun mengapa umat Islam kok malah ikut-ikutan?
Dalam “Pesan Natal Bersama Tahun 2012” yang ditandatangani Ketua Umum dan Sekretaris Umum Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) dan Konferensi Waligereja Indonesia (KWI)”, dinyatakan sebagai berikut:
“Saudara-saudari terkasih, setiap merayakan Natal, pandangan kita selalu terarah kepada bayi yang lahir dalam kesederhanaan, namun menyimpan misteri kasih yang tak terhingga. Allah menjadi manusia dan tinggal di antara kita. Inilah perayaan penuh suka cita atas kedatangan Tuhan. Dialah Sang Juruselamat yang menjadi manusia....”
Jelaslah bahwa Natal bukan urusan duniawi, sosial dan seremonial semata, tapi perayaan doktrin ketuhanan Yesus yang sungguh sangat berlawanan dengan aqidah Islamiyah.

Ulasan Pustaka : MEMBUNUH DENGAN TERSENYUM

Minggu, 10 Agustus 2014

Ulasan Pustaka : MEMBUNUH DENGAN TERSENYUM (Promo Special Price !)


EUROPOL (lembaga penegakkan hukum di Eropa yang bekerja untuk membantu negara-negara anggota Uni Eropa untuk memerangi terorisme) mengungkapkan dalam laporan tahunan mereka pada tahun 2007-2009 bahwa 99,6% tindak terorisme di Eropa dilakukan oleh non Muslim, dimana 84,8% dilakukan oleh kelompok separatis yang sama sekali tidak ada kaitannya dengan Islam dan Muslim.

Breivik membuat sebuah dokumen jauh hari sebelum ia melancarkan aksi teror yang kemudian ia beri judul "2083-A European Declaration of Independence" yang terdiri lebih dari 800 ribu kata, 2083, adalah angka yang merujuk pada bilangan tahun dimana Breivik berkhayal pada saat itu cita-cita utamanya akan terwujud : yakni Eropa dengan kultur tunggal Kristen, tanpa Islam, maupun kaum Muslim.

Dalam manifestonya Breivik menggambarkan dunia Barat dan Islam terkunci dalam suatu peperangan abadinya yang hingga kini telah berlangsung selama 1300 tahun. Islam diidentikkan dengan gambaran wujud tertentu yang memiliki agen-agen jahat yang tidak pernah lelah berusaha memusnahkan orang-orang Kristen Eropa.
Mengapa Breivik mengebom & membantai orang yang tak berdosa???
Breivik berdalih semua itu ia lakukan karena perintah Tuhan, sesuai dengan ayat Bibel :
*Ulangan 9:3
"Maka ketahuilah pada hari ini, bahwa Tuhan Allahmu, Dialah yang berjalan di depanmu laksana api yang menghanguskan, Dia akan memusnahkan mereka dan Dia akan menundukkan mereka di hadapanmu. Demikianlah engkau akan menghalau dan membinasakan mereka dengan segera, seperti yang dijanjikan kepadamu oleh Tuhan."
*Ulangan 33:27
"Allah yang abadi adalah tempat perlindunganmu, dan di bawahmu ada lengan-lengan yang kekal. Ia mengusir musuh dari depanmu dan berfirman : Punahkanlah !"

Sangat disayangkan, sebagaimana kita ketahui bahwa pihak kepolisian Norwegia telah menangkap tangan pelaku teror, Anders Behring Breivik pada Jumat sore 22 Juli 2011 di pulau Utoya, tempat dia menghaburkan amunisi senjata api ke tubuh para remaja peserta kemah. Breivik ditangkap di tempat kejadian perkara berikut dengan senjata yang dia gunakan untuk melakukan pembantaian.

Namun demikian, bukan fakta mengenai profil pelaku yang diberikan oleh media massa, tetapi fitnah, tuduhan berikut dengan "dasar analisa" -yang sama sekali tidak memiliki pijakan kuat- yang menyatakan bahwa pelakunya adalah Muslim.

Tujuan utama Breivik adalah mengusir Muslim dan melarang eksistensi Islam di segala belahan bagian Eropa khususnya Eropa Barat. Ia mengklaim dirinya adalah seorang tentara perlawanan terhadap "Imperialisme Islam". Dalam pandangannya Islam sedang meng"kolonisasi" Eropa dengan cara menyumbang angka kelahiran yang tinggi dan immigrasi Muslim dari benua Asia-Afrika.

Hingga 2 hari kejadian pengeboman dan pembantaian puluhan pemuda Norwegia, seluruh pers di Norwegia menyatakan bahwa pelaku pengeboman dan pembantaian itu terkait dengan Al Qaeda, atau kelompok muslim fundamentalis.

Lalu, siapakah Teroris Yang Sebenarnya??
Berbagai data lengkap dan akurat mengenai pertanyaan di atas telah terangkum dengan jelas dalam buku terbaru karya bunda Hj. Irena Handono berjudul "MEMBUNUH DENGAN TERSENYUM" (SPECIAL PRICE Rp. 58.000,00).

Pesan : smskan nama dan alamat lengkap ke 0857 2588 4599 (Kode : MDT) Buku tidak dijual bebas. Barang akan kami kirimkan setelah transfer via JNE.