Selasa, 30 Desember 2014

Hj Irena Handono : Pahami Sulitnya Menjadi Muallaf

Selasa, 26 Agustus 2014

Hj Irena Handono : Pahami Sulitnya Menjadi Muallaf

Setelah menjadi muallaf beberapa tahun lalu, Hj Irena Handono, semakin aktif dalam bidang dakwah. Tak hanya itu, dia pun tergerak untuk mencurahkan perhatiannya pada pembinaan muallaf.
 Hj Irena pun paham betul seluk beluk dalam pembinaan agar hasilnya lebih efektif. Menurutnya, agar pembinaan dapat berjalan dengan baik, para pembina terlebih dulu harus mengenali dengan baik masa lalu atau dunia awal para muallaf.

”Yang paling dibutuhkan untuk pembinaan dan pembelajaran bagi muallaf, kita harus ingat karena berasal dari rumpun yang berbeda, minimal para pembina harus faham tentang dunia mereka yang lama,” tandas pimpinan Irena Handono Center ini.


Kepada Damanhuri Zuhri dari Republika belum lama ini, Hj Irena memaparkan secara panjang lebar seputar upaya pembinaan muallaf, kondisinya kini, kendala dan bagaimana seharusnya umat memberikan kepedulian. Berikut petikan wawancaranya:

Bisa dijelaskan, langkah apa saja yang perlu dilakukan dalam rangka membina para muallaf?
Ketika kita berhadapan dengan persoalan muallaf dan kemudian menukik kepada pembinaan muallaf, kita harus faham dulu siapa yang dimaksudkan muallaf ini. Setelah kita faham barulah kita akan mampu melaksanakan suatu pembinaan.
Muallaf adalah mereka yang baru masuk Islam. Dalam arti kata mereka ini orang yang masih mempelajari Islam. Intisarinya, para muallaf berasal dari akidah yang berbeda dengan Islam. Sehingga ketika dia menyatakan diri menjadi Islam dengan ditandai mengucapkan dua kalimat syahadat, itulah awal hidupnya sebagai Islam.
Masalahnya, meniti hidup secara Islami ini yang bagaimana. Karena dia berangkat dari akidah yang bukan Islam, yang berbeda dengan Islam, sementara innaddina indallahil islam, agama yang mendapatkan ridha Allah hanya Islam, maka di sinilah belajar itu diperlukan.

Bagaimana metode balajarnya?
Macam-macam bentuknya. Tetapi yang penting, yang paling dibutuhkan untuk pembinaan atau pembelajaran bagi muallaf, kita harus ingat karena berasal dari rumpun yang berbeda, minimal para pembina ini harus faham tentang dunia mereka yang lama.
Bagi saya ini suatu kemutlakan karena kalau kita tidak mengenal atau tidak mengetahui bagaimana dunia mereka yang lama, maka kita menjadi tidak memahami atau memperlakukan dia sama dengan memperlakukan diri kita sendiri yang memang terlahir sebagai Islam.
Maka akan banyak muncul suatu benturan kecil atau besar yang sering kali karena si muallaf nantinya merasa, ”Saya kok nggak difahami?” ”Kenapa kok begini?” ”Kenapa kok begitu?”. Nah ini modal pembinaan, harus mengetahui, harus faham dunia awal si muallaf itu sendiri.

Materi apa yang paling dibutuhkan seorang muallaf?
Kembali lagi, kalau kita berbicara tentang sebuah agama, semua penganut agama di dunia ini menyatakan dirinya sebagai agamanya sebagai agama yang mutlak dan benar-benar dan benar. Kita berbicara dengan orang Kristen. Orang Kristen pun menyatakan seperti itu, juga orang Hindu, Budha dan lainnya.
Artinya, ketika seorang muallaf sudah menetapkan diri dengan keyakinan bahwa Islam agama yang haq, maka dia dibimbing untuk mengucapkan dua kalimat syahadat. Jadi, berarti proses, dan proses ini perlu diperkuat terus. Dikaji sampai benar-benar melekat dan menjadi penghayatan hidupnya.
Misalnya kita kembali pada zaman Rasulullah SAW, jujur saja semua sahabat itu muallaf. Benar nggak? Tapi permasalahannya bagaimana para sahabat Rasulullah SAW mempunyai keimanan yang demikian tegak, tak tergoyahkan seperti sahabat Bilal bin Rabah.
Nah, apa yang Rasulullah SAW tanamkan kepada Bilal dan juga para sahabat? Jawabannya adalah penanaman akidah tauhid. Tauhid itu kalau sudah tertancap luar biasa nggak bisa digoyang apapun.

Dari pengalaman selama ini, bagaimana  pembinaan kepada mereka, apakah sudah yang seperti diharapkan seperti yang dilakukan Rasulullah SAW kepada Bilal dan sahabat?
Saya berbicara dalam kaitan optimalisasi. Sesuai dengan tuntutan agama  bahwa ayat Allah dan hadis menyatakan bahwa kita harus selalu berevolusi dari hari ke hari. Jadikanlah hari ini lebih baik dari pada kemarin. Kalau saat ini bagaimana pembinaan muallaf, saya yakin bahwa apa yang sudah dilakukan oleh para pembina, tentu itu yang terbaik.

Kerudung dalam Tradisi Yahudi dan Kristen

Selasa, 19 Agustus 2014

Kerudung dalam Tradisi Yahudi dan Kristen

Menarik sekali statemen Menteri Dalam Negeri Italia Giulliano Amato, beberapa waktu lalu menjawab tuntutan dari kelompok ekstrim sekuler di Italia yang menginginkan agar dikeluarkannya larangan berkerudung bagi Muslimah di Italia. Ia mengatakan demikian, "Ketika Bunda Maria senantiasa memakai kerudung, lalu bagaimana bisa kalian berharap dari saya untuk menentang kerudung kaum Muslimah?"

Dan Amato menambahkan, "Bunda Maria adalah ibu dari nabi kita Isa al-Masih dan senantiasa memakai kerudung. Bila demikian kenyataannya, bagaimana mungkin saya menyetujui pelarangan kerudung di negara ini."

Wanita memakai busana longgar panjang dari leher hingga kaki dan memakai kerudung penutup kepala adalah suatu keumuman dari zaman ke zaman sebelum Rasulullah.  Ini terbukti dalam Bibel pun ada anjuran tegas mengenai kerudung. Dan kali ini kita akan bahas satu-persatu bagaimana pandang-an kedua agama tersebut (Yahudi & Kristen) memandang kerudung (penutup kepala).

Kerudung dalam Tradisi Yahudi
Seorang pemuka agama Yahudi, Rabbi Dr. Menachem M. Brayer, Professor Literatur Injil pada Universitas Yeshiva dalam bukunya, The Jewish woman in Rabbinic Literature, menulis bahwa baju bagi wanita Yahudi saat bepergian keluar rumah yaitu mengenakan penutup kepala yang terkadang bahkan harus menutup hampir seluruh muka dan hanya mening-galkan sebelah mata saja. Dalam bukunya tersebut ia mengutip pernyataan bebera-pa Rabbi (pendeta Yahudi) kuno yang terkenal: "Bukanlah layaknya anak-anak perempuan Israel yang berjalan keluar tanpa penutup kepala" dan "Terkutuklah laki-laki yang membiarkan rambut istrinya terlihat," dan "Wanita yang membiarkan rambutnya terbuka untuk berdandan membawa kemelaratan."

Hukum Yahudi melarang seorang Rabbi untuk memberikan berkat dan doa kepada wanita menikah yang tidak menutup kepalanya karena rambut yang tidak tertutup dianggap “telanjang". Dr Brayer juga mengatakan bahwa "Selama masa Tannaitic, wanita Yahudi yang tidak menggunakan penutup kepala dianggap penghinaan terhadap kesopanannya. Jika kepalanya tidak tertutup dia bisa dikenai denda sebanyak empat ratus zuzim untuk pelanggaran tersebut."

Kerudung juga menyimbolkan kondisi yang membedakan status dan kemewahan yang dimiliki wanita yang menge-nakannya. Kerudung kepala menandakan martabat dan keagungan seorang wanita bangsawan Yahudi.

Oleh karena itu di masyarakat Yahudi kuno, pelacur-pelacur tidak diperboleh-kan menutup kepalanya. Tetapi pelacur-pelacur sering memakai penutup kepala agar mereka lebih dihormati (S. W. Schneider, 1984, hal 237).
Wanita-wanita Yahudi di Eropa menggunakan kerudung sampai abad ke 19 hingga mereka bercampur baur dengan budaya sekuler. Dewasa ini, wanita-wanita Yahudi yang shalih tidak pernah memakai penutup kepala kecuali bila mereka mengunjungi sinagog (gereja Yahudi) (S.W.Schneider, 1984, hal. 238-239).

Kerudung dalam Tradisi Kristen
Hingga saat ini para Biarawati Katolik menutup kepalanya secara keseluruhan. Di Indonesia sebelum tahun 80-an pakai-an biarawati adalah jilbab, pakaian pan-jang longgar dari leher hingga menutup kaki serta berkerudung yang menutup leher dan dada (masih ingat telenovela Brazil, Dolcemaria). Namun era 80-an ke atas, jubah biarawati berubah menjadi pakaian panjang hanya sampai betis. Kerudung panjang menutup dada ber-ubah menjadi kerudung hanya penutup rambut dan leher terbuka.

Padahal menutup kepala atau ber-kerudung, adalah sebuah tuntunan dalam Bibel yang sudah ada sejak zaman sebe-lum Nabi Muhammad SAW.
I Korintus 11:5 Tetapi tiap-tiap perempuan yang berdoa atau bernubuat dengan kepala yang tidak bertudung, menghina kepalanya, sebab ia sama dengan perem-puan yang dicukur rambutnya.

I Korintus  11:13 Pertimbangkanlah sendiri: Patutkah perempuan berdoa kepada Allah dengan kepala yang tidak bertudung?
Bukan hanya itu, pernyataan St. Paul (atau Paulus) yang lain tentang kerudung adalah pada I Korintus 11:3-10. St Tertulian di dalam risalahnya "On The Veiling Of Virgins" menulis: "Wanita muda hendaklah engkau mengenakan kerudung saat ber-ada di jalan, demikian pula hendaknya engkau mengenakan di dalam gereja, mengenakannya saat berada di antara orang asing dan mengenakannya juga saat berada di antara saudara laki-lakimu."

Di antara hukum-hukum Canon pada Gereja Katolik dewasa ini, ada hukum yang memerintahkan wanita menutup kepalanya di dalam gereja (Clara M Henning, 1974, hal 272).

Subhanallah, Irene Handono Telah Islamkan 500 Lebih Muallaf

Selasa, 12 Agustus 2014

Subhanallah, Irene Handono Telah Islamkan 500 Lebih Muallaf



Pada 2003 Irena Center berdiri, semua bermula dari pengalaman pribadi, Irena Handono, mantan biarawati yang berkisah tentang sulitnya memperoleh binaan, seusai menyatakan  Muslimah.
Lembaga itu ialah pusat kajian dan pembinaan pembentengan akidah. Para peserta datang, tak hanya dari domestik, tetapi juga mancanegara. Ada Australia, Denmark, hingga Selandia Baru. “Tanpa pembinaan, sulit mereka mengenal Islam,” kata Irena.
Ada juga mualaf yang bingung, setelah masuk Islam bergabung ke majelis taklim mana? Adakah majelis taklim yang mau menerima mualaf? Ketika Lebaran mereka mau ke mana, karena diusir keluarganya. Ibaratnya, berbagai persoalan yang dihadapi mualaf, jawabannya bisa didapat di Irena Center.
Banyak kegiatan digelar. Mulai dari mereka yang baru tertarik Islam, berdiskusi, konsultasi, hingga yang mantap mengucapkan syahadat. Setelah masuk Islam baru dilakukan pembinaan. Pembinaan berkaitan dengan akidah, fikih, mengaji Alquran, serta membangun komunitas baru sesama mualaf.
Sebagai pusat mualaf, Irena Center berbeda dengan asrama atau pondok pesantren. Mualaf datang sesuai keperluannya, tapi tidak menginap. Kecuali ada pelatihan khusus yang memang mengharuskan para mualaf menginap.
“Seperti menjelang Ramadhan, para mualaf aktif mengikuti kegiatan di lembaga ini,” papar Irena yang sudah mengislamkan lebih dari 500 mualaf. Tak sedikit risiko yang harus dihadapi kala membina mualaf. Namun, Irena mengaku hanya pasrah kepada Allah.
Selama sembilan tahun eksis membina mualaf, Irena mengakui, tidak sedikit kendala yang dia hadapi. Setiap perjuangan penuh tantangan, tidak ada yang berjalan mulus. Mulai dari fitnah, teror, hingga pencemaran nama baik. Semua itu diserahkan sepenuhnya kepada Allah.
“Saya yakin bahwa apa yang dilakukan ini semata-mata hanya karena Allah. Pada akhirnya terbuka mana yang benar dan salah,” ungkap wanita yang menyatakan Islam sejak 1980-an ini.
Ada satu hal miris. Tidak sedikit mualaf yang diusir keluarganya, hancur usahanya. Karena Irena Center bukan yayasan zakat, ketika mereka membutuhkan bantuan finansial, sulit terpenuhi. “Kalau ada saya beri, tetapi kalau tidak ada, saya sedih sekali karena tidak bisa membantu mereka,” tutur Irena.
Hal ini mendorongnya mendirikan lembaga zakat. Ke depan, ia ingin mendirikan pondok pesantren mualaf, khususnya perempuan. “Semoga ada jalan dan Insya Allah ada jalan dari Allah,” ujarnya berharap.
An-Naba’ Center
Di lain pihak, An Naba’ Center eksis mendampingi mualaf sejak tahun 2006. Yayasan Pembinaan mualaf ini digagas oleh Syamsul Arifin Nababan. Motivasinya membina mualaf yang kerap tak terjamah.
Mereka ditempa dengan ilmu keislaman. Konsep pembinaannya melalui pondok pesantren. Secara fisik pesantren mualaf telah berdiri sejak 2008 di kawasan Sektor Sembilan Bintaro, Tangerang.
Sedangkan sebelumnya, Syamsul yang juga mualaf melakukan pembinaan secara berpindah-pindah dari masjid ke masjid. Kini dengan adanya pondok pesantren, pembinaan mualaf bisa lebih fokus lagi. (sumber: republika.co.id./11/08/2012)
-----
Disadur dari  http://www.muslimuna.com/2012/11/subhanallah-irene-handono-telah.html?m=0

Korupsi Ayat (Respon Atas Statement JIL)

Jumat, 22 Agustus 2014

Korupsi Ayat (Respon Atas Statement JIL)

Beberapa waktu lalu tokoh JIL, Ulil Absar Abdala berkomentar di twitter-nya, bahwa Alquran tidak lengkap, lengkapnya ada dalam Perjanjian Lama (Bibel).
Berikut kutipan percakapan Ulil di twitter-nya pada 6 Februari 2013,
“Yang lebih tepat: Taurat menafsirkan Quran, sebab banyak info di Quran tentang kisah-kisah Yahudi tidak lengkap. Sepotong-sepotong. Tapi karena banyak keterangan di Quran tentang kisah-kisah Israel terpotong-potong, jadi yang ingin tahu lengkapnya bisa merujuk Taurat. Baca saja Perjanjian Lama dalam bahasa Indonesia. Itu Kitab Suci Yahudi.”
Insya Allah bagi kita yang telah mempelajari Kristologi atau mengikuti melalui buku-buku atau video tentu akan paham dan geleng-geleng atas komentar Ulil ini. Dua kemungkinan pada sang tokoh JIL ini, mungkinkah dia sama sekali tidak paham tentang Kristologi dan Yahudiologi atau terpola oleh doktrin “Semua Agama Sama”, maka dia menganggap seluruh kitab, Alquran, Bibel, Taurat, Talmud adalah kitab yang memiliki derajat sama. Sama-sama benar, sama-sama wahyu Tuhan. Naif sekali.
Tapi bagaimana jika yang diajak diskusi oleh Ulil atau orang-orang yang membaca komentar Ulil adalah orang-orang yang sama sekali tidak paham dan tanpa mengklarifikasi langsung menelan mentah-mentah menjadikan kebenaran pendapat tokoh JIL ini? Ini berbahaya.
Alquran adalah petunjuk hidup yang lengkap sempurna untuk mencapai tujuan puncak umat manusia. Allah berfirman: “Menunjukkan kepada kebenaran dan jalan yang lurus.“ (TQS 46:30)
Di tempat lain, setelah menyebutkan Taurat dan Injil, Allah berfirman: “Kami turunkan Alquran kepadamu dengan membawa kebenaran, untuk membenarkan dan mengoreksi kitab yang sebelumnya. “ (TQS 5:48)
Mengenai bahwa Alquran meliputi segala sesuatu, Allah berfirman: “Kami menurunkan Al-Quran kepadamu untuk menjelaskan segala sesuatu.” (TQS 16:89).
Lalu bagaimana dengan Taurat yang terdapat dalam Perjanjian Lama yang ada saat ini? Apakah masih terjaga keasliannya? Kita yakin dengan firman Allah SWT, maka dengan tegas kita jawab, TIDAK. Karena Alquran justru diturunkan untuk mengkoreksi kesalahan-kesalahan dan meluruskan kembali penyimpangan-penyimpangan yang terdapat dalam Taurat.
Bagaimana menjelaskan ayat Allah di atas dari sisi Kristologi, insya Allah kita akan bahas kembali di kesempatan kali ini.
Perjanjian Lama adalah bagian dari Bibel (kitab suci umat Kristen), yang mereka sebut sebagai Alkitab. Sebenarnya sebutan Alkitab sendiri merupakan upaya yang dilakukan missionaris dalam menyebarkan agamanya ke negeri-negeri Muslim agar umat Islam menganggap Bibel mereka adalah wahyu Allah SWT kepada Nabi Isa as. Padahal tidak demikian. Bibel terdiri atas dua bagian yakni Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Dan Taurat terletak di dalam Perjanjian Lama.
Kembali kita mengulang kajian yang pernah kita bahas sebelumnya. Kitab Perjanjian Lama atau Old Testament atau disebut Tenakh, terdiri dari 39 kitab yang terbagi 3 bagian yaitu: Tora, Nebiim dan Ketubim. Lima kitab pertama dari Perjanjian Lama adalah Tora atau Taurat yang berarti pengajaran, yakni Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan dan Ulangan.
Lalu sisanya 34 kitab? Terdiri atas Nebiim yang berarti kitab para nabi, dan Ketubim berarti pujian. 
Dalam Ketubim terdapat Mazmur (atau yang mereka yakini sebagai Zabur-nya Nabi Daud as), Amsal Sulaiman, Ayub, Kidung Agung, Rut, Ratapan, Pengkhotbah, Ester, Daniel, Ezra, Nehemia, Tawarikh.
Kitab Amsal 7 : 18-19
Marilah kita memuaskan berahi hingga pagi hari, dan bersama-sama menikmati asmara. Karena suamiku tidak di rumah, ia sedang dalam perjalanan jauh.

Kidung Agung 1:2,13
Kiranya ia mencium aku dengan kecupan! Karena cintamu lebih nikmat dari pada anggur, Bagiku kekasihku bagaikan sebungkus mur, tersisip di antara buah dadaku.

Kidung Agung 7:11-12
Mari, kekasihku, kita pergi ke padang, bermalam di antara bunga-bunga pacar! Mari, kita pergi pagi-pagi ke kebun anggur dan melihat apakah pohon anggur sudah berkuncup, apakah sudah mekar bunganya, apakah pohon-pohon delima sudah berbunga! Di sanalah aku akan memberikan cintaku kepadamu! Semerbak bau buah dudaim; dekat pintu kita ada pelbagai buah-buah yang lezat, yang telah lama dan yang baru saja dipetik. Itu telah kusimpan bagimu, kekasihku!

Hosea 3:1
Berfirmanlah TUHAN kepadaku: "Pergilah lagi, cintailah perempuan yang suka bersundal dan berzinah, seperti TUHAN juga mencintai orang Israel, sekalipun mereka berpaling kepada allah-allah lain dan menyukai kue kismis."

Sayapun baru membaca ayat-ayat di atas ketika sudah berada di luar gereja. Dan cukup terkejut seperti pembaca sekalian. Tak mampu berkata apa-apa, hanya terperangah. Dan sungguh bersyukur atas nikmat iman dan Islam yang Allah SWT berikan pada saya.

David M. Carr, Professor Perjanjian Lama di Union Theological Seminary, memandang Bibel sebagai firman yang erotis dalam bukunya The Erotic Word (2003). Istilah-istilah dalam Bibel yang menunjukkan aktifitas seks sebagian besar menggunakan kata-kata yang vulgar dan tidak santun. Bahkan penggunaan eufemisme dipergunakan Bibel untuk organ-organ seks seperti : penis, vagina, klitoris dan payudara.  Alat kelamin laki-laki dikiaskan sebagai kaki. Alat kelamin wanita dikiaskan sebagai kebun, pintu, klitoris dikiaskan gagang pintu, payudara dikiaskan buah, kijang, menara, dll.

Simak ayat Bibel berikut,
Kidung Agung 5:2-5
Aku tidur, tetapi hatiku bangun. Dengarlah, kekasihku mengetuk. "Bukalah pintu, dinda, manisku, merpatiku, idam-idamanku, karena kepalaku penuh embun, dan rambutku penuh tetesan embun malam!" "Bajuku telah kutanggalkan, apakah aku akan mengenakannya lagi? Kakiku telah kubasuh, apakah aku akan mengotorkannya pula?" Kekasihku memasukkan tangannya melalui lobang pintu, berdebar-debarlah hatiku. Aku bangun untuk membuka pintu bagi kekasihku, tanganku bertetesan mur; bertetesan cairan mur jari-jariku pada pegangan kancing pintu.
Tentu, bagaimana mungkin sebuah kitab yang dikatakan suci sebagai tuntunan agama, panduan moralitas, memuat kalimat-kalimat yang demikian. Dari sini saja kita sudah bisa membuktikan bahwa Perjanjian Lama bukan kitab suci. Dan masih banyak lagi ayat-ayat dengan kalimat tidak patut semacam itu yang bertebaran di Perjanjian Lama. Belum lagi yang ayat-ayat terorisme, ayat-ayat irasional, inkonsistensi, kontradiktif, dsb.
Namun ada yang penting yang harus diketahui oleh umat Islam agar tak mudah terpedaya oleh pemikiran-pemikiran kaum JIL. Berikut ini adalah sebuah pengakuan jujur dari para tokoh gereja, para rohaniawan dan ilmuwan gereja.
  • Prof Alvar Ellegard dalam bukunya Jesus 100 Years Before Christ (1999) mengatakan, “Tujuan mereka adalah untuk menyebarkan cerita tentang Yesus yang dikemas sesuai dengan ajaran yang telah ditetapkan Gereja mereka, yang  dipungut dari berbagai sumber yang cocok dengan keinginan mereka, baik dari sumber sejarah, cerita dongeng, maupun khayalan.”
  • Dr GC van Niftrik dan DS BJ Boland dalam buku Dogmatika Masa Kini (1967) menyatakan terus terang, “Kita tidak usah malu-malu mengakui bahwa terdapat berbagai kekhilafan tentang angka-angka perhitungan, tahun dan fakta. Dan tak perlu kita pertanggungkan kekhilafan itu pada caranya.”
  • Dr  R Soedarmo: “Dengan pandangan bahwa Kitab Suci hanya catatan saja dari orang, maka diakui juga bahwa di dalam Kitab Suci mungkin sekali ada kesalahan. Oleh karena itu Kitab Suci mungkin sekali ada kesalahan. Kitab Suci dengan bentuk sekarang masih dapat diperbaiki” (Ikhtisar Dogmatika, BPK Jakarta, 1965 hal.47).
  • Drs ME Duyverman: “Ada kalanya penyalin tersentuh pada kesalahan dalam naskah asli yang dipergunakannya, lalu kesalahan itu diperbaikinya, padahal perbaikan itu sering mengakibatkan perbedaan yang lebih besar dengan yang sungguh asli. Dan kira-kira pada abad keempat, di Antiochia diadakan penyelidikan dan penyesuaian salinan-salinan; agaknya terdorong oleh perbedaan yang sudah terlalu besar di antara salinan-salinan yang dipergunakan dengan resmi dalam Gereja.”
  • Herman Bakels (1871-1954) dalam buku “Nij Ketters? Ya..Om deere Gods”, ia menuliskan: “Akan tetapi Bijbel (Bibel) kita ini, pasti saya ketahui. Sudah 30 tahun lamanya saya mengincah (mempelajari) Bijbel kita ini dari awal sampai akhir. Oleh karena itu terus terang saya katakan, bahwa di Eropa, saya belum kenal sebuah kitab yang lebih padat dengan hal-hal yang tidak benar dari pada Bijbel.”
Demikianlah pendapat para ahli Teologi Kristen tentang kitab sucinya. Bagaimana mungkin seorang yang mengaku Muslim malah justru membela kitab orang lain yang oleh pemiliknya sendiri bahkan dikatakan sudah ter-KORUPSI?

Paus: Natal Bukan 25 Desember

Kamis, 21 Agustus 2014

Paus: Natal Bukan 25 Desember

Kejadian menghebohkan dunia Kristen baru saja terjadi, setelah ada pengungkapan jujur dari tokoh besar Kristen yakni Paus Benedictus XVI. Ia menulis sebuah buku, ‘Jesus of Nazareth: The Infancy Narrative’ yang diluncurkan Rabu (21/11/2012). Ia membongkar beberapa fakta yang mengejutkan seputar kelahiran Yesus Kristus. Antara lain menurutnya,
  • Kalender Kristen salah. Perhitungan tentang kelahiran Yesus yang selama ini diyakini adalah keliru. Kemungkinan, Yesus dilahirkan antara tahun 6 SM dan 4 SM.
  • Materi-materi yang muncul dalam tradisi perayaan Natal, seperti rusa, keledai dan binatang-binatang lainnya dalam kisah kelahiran Yesus, menurutnya sebenarnya tidak ada. Alias hanya mengada-ada.
  • Paus Benediktus XVI juga mempermasalahkan tempat kelahiran Yesus, menurutnya, Yesus bukan lahir di Nazareth sebagaimana yang diyakini secara umum.

Kata Sumber Kristen tentang Natal?
a.      Catholic Encyclopedia edisi 1911 bab “Christmas” : Natal bukanlah upacara gereja yang pertama … melainkan ia diyakini berasal dari Mesir, perayaan yang diselenggarakan oleh para penyembah berhala dan jatuh pada bulan Januari, kemudian dijadikan hari kelahiran Yesus.
b.      Encyclopedia Britannica edisi 1946 : Natal bukanlah upacara gereja abad pertama. Yesus Kristus atau para muridnya tidak pernah menyelenggarakannya, dan Bibel juga tidak pernah menganjurkannya. Upacara ini diambil oleh gereja dari kepercayaan kafir penyembah berhala.
c.       Encyclopedia Americana edisi 1944 : Menurut para ahli, pada abad-abad permulaan, Natal tidak pernah dirayakan oleh umat Kristen. Pada umumnya umat Kristen hanya merayakan hari kematian orang-orang terkemuka saja, dan tidak pernah merayakan hari kelahiran orang tersebut … Perayaan Natal yang dianggap sebagai hari kelahiran Yesus mulai diresmikan pada abad ke-4 Masehi. Pada abad ke-5 Masehi Gereja Barat memerintahkan kepada umat Kristen untuk merayakan hari kelahiran Yesus, yang diambil dari hari pesta bangsa Roma yang merayakan hari “Kelahiran Dewa Matahari”. Sebab tidak seorangpun mengetahui hari kelahiran Yesus.
d.      New Schaff-Herzog Encyclopedia of Religious Knowledge, Christmas :
Adat kepercayaan pagan Brumalia dan Saturnalia yang sudah sangat akrab di masyarakat Roma diambil Kristen ... Perayaan ini dilestarikan oleh Kristen dengan sedikit mengubah jiwa dan tata caranya. Para pendeta Kristen di Barat dan di Timur Dekat menentang perayaan kelahiran Yesus yang meniru agama berhala ini. Di samping itu Kristen Mesopotamia yang menuding Kristen Barat (Katholik Roma) telah mengadopsi model penyembahan kepada Dewa Matahari.
Bibel Mengutuk pohon Natal
Tidak ada perayaan Natal tanpa pohon Natal. Padahal sebagaimana dapat dibaca dari buku-buku sejarah, perayaan Natal dan pohon Natal sudah ada semenjak zaman dahulu kala, jauh sebelum Yesus dilahirkan. Perayaan Natal ini sesungguhnya merupakan tradisi lama dari para penganut penyembah berhala (paganisme).
Nimrod atau Raja Namrudz adalah salah satu tokoh yang diyakini dalam paganisme yang tetap hidup abadi meski jasadnya telah tiada. Semiramis ibunya menjadikan pohon evergreen (cemara) yang bisa tumbuh dari kayu yang sudah mati sebagai simbol kehidupan baru Nimrod setelah mati. Dan Nimrod dianggap selalu ada di pohon tersebut tiap hari kelahirannya tiba, sehingga sering dihiasi dengan aksesoris yang gemerlap dan di bawahnya sering diletakkan aneka bingkisan.  Mari kita telaah terlebih dahulu Yeremia 10: 2-5,
Beginilah firman Tuhan: “Janganlah biasakan dirimu dengan tingkah langkah bangsa-bangsa, janganlah gentar terhadap tanda-tanda di langit, sekalipun bangsa-bangsa gentar terhadapnya. Sebab yang disegani bangsa-bangsa adalah kesia-siaan. Bukankah berhala itu pohon kayu yang ditebang orang dari hutan, yang dikerjakan dengan pahat oleh tukang kayu? Orang memperindahnya dengan emas dan perak; orang memperkuatnya dengan paku dan palu supaya jangan goyang. Berhala itu sama seperti orang-orangan di kebun mentimun. Tidak dapat berbicara; orang harus mengangkatnya, sebab ia tidak dapat melangkah. Janganlah takut kepadanya, sebab berhala itu tidak dapat berbuat jahat, dan berbuat baik pun ia tidak dapat.
Dalam kitab Yeremia (bagian dari Perjanjian Lama) tersebut begitu jelas bahwa Bibel menentang adanya pemberhalaan terhadap pohon kayu.
Natal Menjadi Budaya
Natal sesungguhnya adalah perayaan penyembah berhala atau kaum paganis yang telah di “baptis” oleh Gereja. Namun mengapa umat Islam kok malah ikut-ikutan?
Dalam “Pesan Natal Bersama Tahun 2012” yang ditandatangani Ketua Umum dan Sekretaris Umum Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) dan Konferensi Waligereja Indonesia (KWI)”, dinyatakan sebagai berikut:
“Saudara-saudari terkasih, setiap merayakan Natal, pandangan kita selalu terarah kepada bayi yang lahir dalam kesederhanaan, namun menyimpan misteri kasih yang tak terhingga. Allah menjadi manusia dan tinggal di antara kita. Inilah perayaan penuh suka cita atas kedatangan Tuhan. Dialah Sang Juruselamat yang menjadi manusia....”
Jelaslah bahwa Natal bukan urusan duniawi, sosial dan seremonial semata, tapi perayaan doktrin ketuhanan Yesus yang sungguh sangat berlawanan dengan aqidah Islamiyah.

Ulasan Pustaka : MEMBUNUH DENGAN TERSENYUM

Minggu, 10 Agustus 2014

Ulasan Pustaka : MEMBUNUH DENGAN TERSENYUM (Promo Special Price !)


EUROPOL (lembaga penegakkan hukum di Eropa yang bekerja untuk membantu negara-negara anggota Uni Eropa untuk memerangi terorisme) mengungkapkan dalam laporan tahunan mereka pada tahun 2007-2009 bahwa 99,6% tindak terorisme di Eropa dilakukan oleh non Muslim, dimana 84,8% dilakukan oleh kelompok separatis yang sama sekali tidak ada kaitannya dengan Islam dan Muslim.

Breivik membuat sebuah dokumen jauh hari sebelum ia melancarkan aksi teror yang kemudian ia beri judul "2083-A European Declaration of Independence" yang terdiri lebih dari 800 ribu kata, 2083, adalah angka yang merujuk pada bilangan tahun dimana Breivik berkhayal pada saat itu cita-cita utamanya akan terwujud : yakni Eropa dengan kultur tunggal Kristen, tanpa Islam, maupun kaum Muslim.

Dalam manifestonya Breivik menggambarkan dunia Barat dan Islam terkunci dalam suatu peperangan abadinya yang hingga kini telah berlangsung selama 1300 tahun. Islam diidentikkan dengan gambaran wujud tertentu yang memiliki agen-agen jahat yang tidak pernah lelah berusaha memusnahkan orang-orang Kristen Eropa.
Mengapa Breivik mengebom & membantai orang yang tak berdosa???
Breivik berdalih semua itu ia lakukan karena perintah Tuhan, sesuai dengan ayat Bibel :
*Ulangan 9:3
"Maka ketahuilah pada hari ini, bahwa Tuhan Allahmu, Dialah yang berjalan di depanmu laksana api yang menghanguskan, Dia akan memusnahkan mereka dan Dia akan menundukkan mereka di hadapanmu. Demikianlah engkau akan menghalau dan membinasakan mereka dengan segera, seperti yang dijanjikan kepadamu oleh Tuhan."
*Ulangan 33:27
"Allah yang abadi adalah tempat perlindunganmu, dan di bawahmu ada lengan-lengan yang kekal. Ia mengusir musuh dari depanmu dan berfirman : Punahkanlah !"

Sangat disayangkan, sebagaimana kita ketahui bahwa pihak kepolisian Norwegia telah menangkap tangan pelaku teror, Anders Behring Breivik pada Jumat sore 22 Juli 2011 di pulau Utoya, tempat dia menghaburkan amunisi senjata api ke tubuh para remaja peserta kemah. Breivik ditangkap di tempat kejadian perkara berikut dengan senjata yang dia gunakan untuk melakukan pembantaian.

Namun demikian, bukan fakta mengenai profil pelaku yang diberikan oleh media massa, tetapi fitnah, tuduhan berikut dengan "dasar analisa" -yang sama sekali tidak memiliki pijakan kuat- yang menyatakan bahwa pelakunya adalah Muslim.

Tujuan utama Breivik adalah mengusir Muslim dan melarang eksistensi Islam di segala belahan bagian Eropa khususnya Eropa Barat. Ia mengklaim dirinya adalah seorang tentara perlawanan terhadap "Imperialisme Islam". Dalam pandangannya Islam sedang meng"kolonisasi" Eropa dengan cara menyumbang angka kelahiran yang tinggi dan immigrasi Muslim dari benua Asia-Afrika.

Hingga 2 hari kejadian pengeboman dan pembantaian puluhan pemuda Norwegia, seluruh pers di Norwegia menyatakan bahwa pelaku pengeboman dan pembantaian itu terkait dengan Al Qaeda, atau kelompok muslim fundamentalis.

Lalu, siapakah Teroris Yang Sebenarnya??
Berbagai data lengkap dan akurat mengenai pertanyaan di atas telah terangkum dengan jelas dalam buku terbaru karya bunda Hj. Irena Handono berjudul "MEMBUNUH DENGAN TERSENYUM" (SPECIAL PRICE Rp. 58.000,00).

Pesan : smskan nama dan alamat lengkap ke 0857 2588 4599 (Kode : MDT) Buku tidak dijual bebas. Barang akan kami kirimkan setelah transfer via JNE.

Gemerlap Cahaya Hidayah di Las Vegas

Selasa, 05 Agustus 2014

Oleh-Oleh dari Ceramah Ummi di Amerika : Gemerlap Cahaya Hidayah di Las Vegas

Gemerlap Cahaya Hidayah di Las Vegas
Secuil kisah dari rangkaian perjalanan Dakwah Hj.Irena Handono di Amerika Serikat

Ibarat program-program  misi ruang angakasa NASA Amerika Serikat yang dikendalikan melalui pusat  kontrol yang berada di kota Houston, maka perjalanan  Ibu Hj. Irena Handono dan Ibu Navitri berkeliling Amerika Serikat dan Kanada dalam rangka program Latihan dan Kajian Islam Intesif atau LKII 2011 ICMI North America pun juga di kendalikan dari kota Houston.


Ketika berada di Houston sebagai kota kedua yang dikunjungi setelah Seattle, Bu Hajjah dan Bu Navitri berkesempatan untuk berkunjung kesalah satu ruang yang pernah digunakan sebagai pusat mission control program-program ruang angkasa NASA tersebut. Di ruangan yang dikunjungi oleh Bu Hajjah dan Bu Navitri inilah dahulu sejak awal tahun 60-an sampai tahun 1995 misi-misi program ruang angkasa NASA dikendalikan. Termasuk program-program Apollo dengan misi Apollo 11 yang terkenal itu, sampai pada misi-misi pesawat antariksa ulang-alik seperti Challenger, Atlantis, Columbia dan lain-lainnya.

Demikianlah, komunikasi dan kordinasi diantara kordinator-kordinator LKII di tiap-tiap kota dengan mission control di Houston bersama Bu Hajjah dan Bu Navitri terus berlangsung tanpa putus selama perjalanan dakwah LKII 2011 ini berlangsung. Ini semua dilakukan adalah untuk memastikan agar semuanya berjalan lancar. Bukan hanya untuk sharing informasi tentang kapan jam keberangkatan dan ketibaan pesawat yang ditumpangi oleh Bu Hajjah, atau memastikan Bu Hajjah sudah check-in, boarding, sudah di dalam pesawat sampai informasi persiapan penjemputan di airport, tempat penginapan dan jadwal program acara. Akan tetapi kordinasi ini juga untuk mengantisipasi hal-hal lain yang mungkin terjadi tanpa terduga.

Misalnya pada hari Sabtu tanggal 9 April lalu, ketika transit di airport Dallas dalam perjalanan dari Tulsa ke Las Vegas, Bu Navitri mengirim pesan bahwa pesawat akan delay di Dallas karena ada kerusakan teknikal pada pesawat berikutnya. Pesan Bu Navitri ini layaknya seperti pesan (yang sangat terkenal itu) yang disampaikan oleh para astronaut ketika berada di luar angkasa ke pusat missin control yang berada di kota Houston apabila mereka menghadapi masalah di ruang angkasa. “Houston, we got a problem”

Dari jadwal yang ada di dalam itinerary, transit di Dallas hanya sekitar 1 jam 45 menit, namun karena ada perbaikan teknikal maka terpaksa harus menunggu.  Waktu itu jam sudah menunjukkan sekitar jam 8:00 malam dan dijadwalkan pesawat berangkat jam 8:45 malam waktu Dallas. Tapi karena ada masalah teknikal, maka pesawat di delay sampai waktu yang tidak diketahui. Dalam keadaan normal, penerbangan dari Tulsa ke Las Vegas memakan waktu sekitar 4 jam terbang (tidak termasuk waktu transit hampir 2 jam di Dallas).

Keadaan seperti inilah yang kadang diluar dugaan kita, oleh karena itu kordinasi dan komunikasi antara contact person di kota-kota yang berkaitan dalam perjalanan pada saat tersebut sangatlah penting.  Alhamdulillah, seperti halnya ketika di kota-kota lainnya sebelumnya dimana kordinasi dan komunikasi atara contact person lokaliti sangat baik sekali, maka pada malam ini yang saling berkodinasi adalah Kordinator di Tulsa Pak Asnul Bahar, Kordinator di Dallas Pak Herman Muchtar yang kebetulan beliau adalah seorang engineer di American Airlines (pesawat yang ditumpangi oleh Bu Hajjah dan Bu Navitri) serta Kordinator kota yang dituju Las Vegas yaitu Pak Syaiful Hendra dan mission control di Houston.

Sambil menuggu pesawat delay, Bu Hajjah dan Bu Navitri sempat menikmati makan malam bekal yang disediakan oleh Bu Indri dari Tulsa. Tentu ini merupakan salah satu kenangan tersendiri buat Bu Hajjah disela-sela dakwahnya di Amerika dan Kanada dalam LKII tahun ini. Betapa tidak, siapa yang pernah makan nasi uduk di bandara di Amerika? Disamping dijamin halalan toyyiba juga pasti terasa sekali nikmat memakan nasi uduk di negeri orang. Lagi pula dimana kita bisa ketemu orang jual nasi uduk di bandara di Amerika? Mutar-mutar 6 hari 6 malam keliling bandara juga tidak akan bakalan ketemu. Nasi uduk jadi makanan langka, nah di sinilah nikmatnya.

Setelah menikmati nasi uduk yang halalan toyyiba ini, Bu Hajjah dan Bu Navitri merasa lega. Menjadi semakin lega lagi setelah mendengar pengumuman bahwa pesawat yang menuju Las Vegas siap untuk berangkat. Saat itu jam sudah menunjukkan pukul 10:36 malam waktu Dallas.
Perjalanan dari Dallas ke Las Vegas hampir 3 jam lagi, jadi diperkirakan sampai di Las Vegas pukul 11:30 malam waktu setempat atau pukul 1:30 dini hari waktu Dallas dan Houston.

Alhamdulillah, tepat dengan waktu yang direncanakan, pesawat mendarat di bandara Las Vegas hampir tengah malam. Bu Hajjah dan Bu Navitri bukan saja disambut oleh Pak Syaiful dan Bu Fatma yang sudah siap menunggu di bandara, tetapi kedatangan beliau berdua juga disambut oleh gemerlapnya cahaya yang menyinari serta suasana hiruk pikuk kota Las Vegas.


 Las Vegas, yang terletak di Negara bagian Nevada adalah kota yang kedelapan yang dikunjungi oleh Bu Hajjah dalam rangkaian 13 kota yang akan dikunjungi selama LKII 2011 ini. Walaupun sampainya tengah malam, tapi Bu Hajjah sama sekali tidak melihat suasana layaknya malam hari di kota ini. Sejak turun dari pesawat, sorotan lampu terang benderang dari segala sudut telah menyulap malam bagaikan siang. Kota ini ibaratnya tidak pernah tidur. Terus begeliat dan berputar tanpa henti bersamaan dengan putaran waktu. Gemerlap cahaya berwarna-warna dengan berbagai desain dan bentuk yang dipancarkan dari lampu-lampu di pinggir jalan, dari gedung-gedung tinggi yang menjulang, hotel-hotel, tempat-tempat hiburan, billboard, signboard, restoran, rumah-rumah penduduk serta dari segala sudut dan tempat lainnya

Pada waktu pertama sekali kita merintis syiar dakwah di kota Las Vegas melalui rangkaian program LKII dan Safari Ramadhan sekitar 3 tahun yang lalu, banyak sekali yang terkejut dan merasa pesimis. Berbagai komentar lucu dilontarkan oleh para jamaah di kota lain, “Ah masak sih Ustadz di bawa ke Las Vegas, bukannya ceramah, nanti malah di bawa ke casino”. Yang lain menimpali, “Emangnya ada orang yang mau dengarin ceramah di Las Vegas?”  Kemudian disambung lagi dengan komentar “Enggak salah nih Pak, mengirim ustadz ke Las Vegas? Berbagai komentar lainnya terdengar saat itu, mulai dari yang serius sampai pada sekedar bercanda. Hal ini tentu dapat dimaklumi, mengingat image kota Las Vegas yang erat dikaitkan oleh sebagian besar orang sebagai kota judi, tempat berbagai maksiat, hiburan orang dewasa serta suasana kehidupan malamnya. Tidak heran kalau kota ini digelari sebagai the sin city. Seakan-akan sudah menjadi kesepakatan semua orang bahwa kota ini memang penuh bergelimang dengan dosa.

Kesan yang didapat bagi orang yang baru pertama kali menginjakkan kaki di kota ini memang demikian. Apalagi bila pertama kali menatap wajah kota ini di malam hari. Gemerlap cahaya berwarna-warni langsung menerpa wajah. Kelap-kelip cahayanya seakan-akan mengajak untuk ikut menari mengikuti irama kehidupan malam di kota ini. Sorotan lampu-lampu dan sinar cahaya terang benderang di berbagai tempat dan sudut telah menyulap kota ini bagaikan tak pernah tidur. Semakin malam semakin seronok.

Namun sejak malam hari Minggu tanggal 10 April 2011 yang lalu, ada cahaya lain yang dirasakan oleh jamaah muslim Indonesia yang tinggal di kota Las Vegas dan sekitarnya. Pada malam itu adalah malam pertama Hj. Irena Handono memberikan ceramahnya di kota Las Vegas. Sudah sejak awal Panitia LKII lokaliti Las Vegas mempersiapkan acara ini sebaik-baiknya. Seluruh masyarakat muslim Indonesia yang tinggal di sekitar kota Las Vegas diundang untuk mengikuti ceramah ini. Melihat latar belakang biografi Ibu Hj. Irena Handono, banyak jamaah yang tertarik untuk datang mendengarkan ceramh-ceramah beliau. Topik-topik kajian yang akan disampaikan oleh Ibu Hj. Irena terasa dekat dan akrab dengan apa yang mereka rasakan dan hadapi dalam kehidupan nyata mereka sehari-hari. Oleh karena itulah sejak malam pertama sampai hari terakhir jumlah jamaah yang hadir cukup banyak. Dilaporkan oleh Pak Syaiful Hendra, semua jamaah antusias dan tekun mengikuti dan mendengarkan ceramah-ceramah yang Bu Hajjah sampaikan. Bagitu antusias dan banyaknya pertanyaan-pertanyaa yang diajukan oleh jamaah, sampai-sampai acara berlanjut sampai larut malam dan apabila tidak di hentikan oleh moderator bisa-bisa sampai subuh.

Topik-topik kajian dan ceramah yang disampaikan kali ini ternyata sesuatu yang ditunggu-tunggu oleh sebagian jamaah di Las Vegas. Banyak teka-teki, kemusykilan serta ketidak pastian karena ketidaktahuan yang dipendam dalam hati oleh sebagian jamaah selama ini. Disamping keingin tahuan sebahagian jamaah sehingga mendorong mereka untuk hadir, usaha-usaha yang dilakukan oleh Panitia Lokaliti Las Vegas yang tidak henti-hentinya mengajak jamaah lainnya yang tidak pernah sekalipun ikut pengajian perlu mendapat penghargaan. Banyak diantara jamaah yang selama ini sulit dan tidak mau diajak ikut datang ke pengajian mau datang. Cara-cara Bu Hajjah yang tenang, tegas dan jelas serta to the point dalam menyampaikan ceramah-ceramahnya ternyata mengena dihati para jamaah. Terutama topik-topik yang sangat sensitif bagi sebagian saudara-saudara kita yang tinggal di kota semacam Las Vegas ini, misalnya tentang valentine day, perayaan natal, perayaan ulang tahun, cara berpakaian menurut Islam sampai pada kajian perbandingan agama.

Para jamaah mengaku mereka seakan-akan mendapatkan siraman cahaya yang lain daripada apa yang mereka rasakan setiap malam selama ini. Gemerlap cahaya selama 3 malam mereka mengikuti kajian dan ceramah-ceramah yang disampaikan oleh Bu Hajjah terasa sejuk, nyaman dan semakin menerangi hati nurani mereka. Interaksi dengan Bu Hajjah tidak hanya telah memberikan wawasan baru tapi juga telah menjalin hubungan silaturahim sesama umat Islam. Bu Hajjah sendiri mengakui kalau Beliau sudah merasa seperti keluarga dengan jamaah-jamaah muslim Indonesia di Amerika, khususnya ketika di Las Vegas ini. Sambutan dan layanan para jamaah yang sangat besar ini memberikan tambahan semangat yang kuat buat Bu Hajjah untuk terus berdakwah dan memberikan hidup ini bermanfaat untuk orang lain.

Diantara jamaah yang hadir, ada seorang jamaah yang benar-benar telah mendapatkan cahaya pada malam itu. Cahayanya bukan cahaya lampu gemerlap yang selalu menyinari kota Las Vegas setiap malam. Cahaya ini adalah cahaya sinar nur ilahi berupa cahaya hidayah yang telah masuk dan menyinari seorang jamaah wanita di Las Vegas. Rupanya selama 3 malam berturut-turut, tanpa diketahui oleh sesiapapun, salah seorang jamaah wanita, sister Sarah (bukan nama sebenarnya) tekun mengikuti dan menyimak kajian Bu Hajjah satu-persatu. Hatinya tergetar, jantungnya berdegup kencang menerjang terjang.  Hari pertama dia ikuti pengajian Bu Hajjah dengan penuh perhatian. Hari kedua dia hadir lagi dan ingin hadir lebih awal seakan-akan tidak ingin melewatkan sedikitpun untuk mendengarkan uraian ceramah yang akan disampaikan. Aktif bertanya sana-sini seakan-akan ingin meluapkan semua apa saja yang selama ini menyesakkan dadanya. Tidak cukup, ketika semua hadirin telah pulang dia tetap tinggal, berharap agar dapat bertemu dan bediskusi langsung dengan Bu Hajjah.

Demikian juga pada hari dan malam ketiga, sister Sarah datang lebih awal dan mendengarkan semua ceramah yang disampaikan Bu Hjjah dengan seksama dan penuh perhatian. Disimaknya satu persatu isi ceramah dengan tekun, kadang-kala terlihat dia agak gelisah di tempat duduknya. Tidak ada seorangpun yang tahu apa yang sedang difikirkan dan dirisaukannya. Hanya dia sendiri yang tahu. Apa yang dapa dlihat adalah apabila ada kesempatan untuk bertanya dan memberikan komentar, dia memanfaatkan sebaik-baiknya kesempatan ini. Seakan-akan ada yang ingin dia cara dan cari yang belum dapat dia temukan selama ini. Semakin dia cari dan cari malam itu, semakin jelas dia lihat cahaya yang datang di ujung terowongan yang gelap. Semakin larut malam, semakin dekat akhir dari ceramah yang Bu Hajjah sampaikan pada malam terakhir di Las Vegas itu, semakin jelas sinar cahaya yang sister Sarah lihat dan semakin mendekati dirinya. Hatinya terasa terang benderang melebihi terangnya gemerlap lampu yang menyinari setiap pojok kota Las Vegas di malam itu.

Seperti malam-malam sebelumnya, setelah acara ceramah pada Selasa malam tanggal 12 April 2011 itu selesai, sister Sarah tidak langsung pulang atau berbaur dengan jamaah lainnya untuk saling sapa atau mencicipi hidangan yang telah disediakan, melainkan dia langsung menyempatkan diri menemui Bu Hajjah. Rupanya kali ini sister Sarah tidak menemui Bu Hajjah sendirian, dia diikuti oleh seorang lelaki disampingnya. Mereka berdua meminta untuk bisa bertemu dan berbicara dengan Bu Hajjah, sambil mengajak Bu Hajjah berpindah tempat sedikit ke tempat yang agak bersifat private di rumah itu, di pojok suatu ruangan.

Sister Sarah memperkenalkan lelaki yang berada disampingnya itu kepada Bu Hajjah, “Bu Hajjah, perkenalkan ini Abdullah”. (bukan nama sebenarnya). Kami ketemu Ibu ingin bertanya Bu”

O silahkan bertanya apa-apa saja yang mungkin kurang jelas”, sambut Bu Hajjah seperti biasanya dengan tenang dan ramah.

“Tidak Bu Hajjah, semuanya sudah jelas pada saya, tidak ada yang ingin saya tanyakan, semuanya sudah jelas”, tegas sister Sarah.  “Apa yang Ibu sampaikan selama ceramah 3 malam ini, telah menguatkan hati saya. Saya ingin mengucapkan syahadat, saya ingin masuk Islam malam ini”, sambung sister Sarah dengan penuh semangat.

“Allahu Akbar”, terlontar dari mulut Bu Hajjah menyaksikan peristiwa yang sama sekali tidak diduganya ini.

Lelaki yang bersama sister Sarah tadi, brother Abdullah, tiba-tiba menangis terisak-isak. Air matanya berlinang mengucur membasahi pipinya. Tanpa kuasa menahan tangisnya, brother Abdullah dengan terbata-bata mengucapkan, “Bu Hajjah, do’a saya selama ini akhirnya di kabulkan oleh Allah pada malam ini. Sudah lama saya menanti saat-saat seperti ini. Sarah adalah isteri saya. Dia beragama Kristen dan saya Islam. Kami sudah menikah di catatan sipil di sini. Kami sudah menikah lebih kurang 5 tahun. Selama ini kami masing-masing dengan agama kami. Namun saya selalu berdo’a agar Sarah masuk Islam. Syukur, malam ini dia akhirnya mengucapkan dua kalimah syahadat”.

Alhamdulillah, pada malam itu sister Sarah mengucapkan syahadat dan berikrar masuk Islam. Mereka berdua berjanji akan melaksanakan pernikahan syah kembali secara Islam, melalui akad nikah secara Islam.

Para jamaah yang masih tinggal pada malam itu mengucapkan syukur dan tahniah kepada sister Sarah dan brother Abdullah. Tidak ada lagi ganjalan yang dirasakan oleh sister Sarah dan brother Abdullah terhadap status perkawinan mereka dari sudut pandang agama Islam serta juga bagi semua sahabat-sahabat mereka jamaah muslim Indonesia di Las Vegas. Semuanya telah menjadi jelas. Semuanya telah menjadi terang, karena malam ini Las Vegas telah disinari oleh gemerlap cahaya yang terang benderang, bukan oleh cahaya lampu-lampu disepanjang jalan dan gedung-gedung serta pusat-pusat hiburan malam, akan tetapi cahaya hidayah yang memancar dari relung hari sanubari seorang muallaf, sister Sarah, teman, sahabat, kenalan dan saudara mereka dalam Islam.

Bagi Bu Hj. Irena Handono sendiri, ini adalah pengalaman yang luar biasa dalam perjalanan syiar dakwahnya di Amerika Serikat dan Kanada. Tidak pernah menyangka peristiwa semacam ini akan terjadi. Islam itu memang luar biasaya, kata Bu Hajjah. Allah itu Maha Besar dan Maha Agung. Islam itu rahmatin lil alamin serta bumi ini adalah milik Allah. Siapa yang menyangka di kota Las Vegas yang dijuluki sebagai the sin city ini, justeru dipilih oleh Allah sebagai tempat seorang hamba-NYA mendapatkan hidayah, mendapatkan sinar Islam. Ini membuat kita semua, sambung Bu Hajjah, semakin yakin akan Kekuasaan dan keMaha Besaran Allah SWT.


Houston, 18 April, 2011
Zulfan Efendi

Catatan: Sarah dan Abdullah bukan nama sebenarnya. Untuk sementara ini, mereka berdua meminta agar identitas mereka berdua tidak diekspos dulu. Mereka ingin mereka berdua orang yang pertama yang akan menyampaikan berita Sarah masuk Islam ini kepada orang tua mereka dan kedua pihak family mereka.