Gemerlap Cahaya Hidayah di Las Vegas
Secuil kisah dari rangkaian perjalanan Dakwah Hj.Irena Handono di Amerika Serikat
Ibarat
program-program misi ruang angakasa NASA Amerika Serikat yang
dikendalikan melalui pusat kontrol yang berada di kota Houston, maka
perjalanan Ibu Hj. Irena Handono dan Ibu Navitri berkeliling Amerika
Serikat dan Kanada dalam rangka program Latihan dan Kajian Islam Intesif
atau LKII 2011 ICMI North America pun juga di kendalikan dari kota
Houston.
Ketika berada di Houston sebagai kota kedua
yang dikunjungi setelah Seattle, Bu Hajjah dan Bu Navitri
berkesempatan untuk berkunjung kesalah satu ruang yang pernah
digunakan sebagai pusat
mission control program-program ruang
angkasa NASA tersebut. Di ruangan yang dikunjungi oleh Bu Hajjah dan
Bu Navitri inilah dahulu sejak awal tahun 60-an sampai tahun 1995
misi-misi program ruang angkasa NASA dikendalikan. Termasuk
program-program Apollo dengan misi Apollo 11 yang terkenal itu, sampai
pada misi-misi pesawat antariksa ulang-alik seperti Challenger,
Atlantis, Columbia dan lain-lainnya.
Demikianlah, komunikasi dan kordinasi diantara kordinator-kordinator LKII di tiap-tiap kota dengan
mission control
di Houston bersama Bu Hajjah dan Bu Navitri terus berlangsung tanpa
putus selama perjalanan dakwah LKII 2011 ini berlangsung. Ini semua
dilakukan adalah untuk memastikan agar semuanya berjalan lancar. Bukan
hanya untuk sharing informasi tentang kapan jam keberangkatan dan
ketibaan pesawat yang ditumpangi oleh Bu Hajjah, atau memastikan Bu
Hajjah sudah check-in, boarding, sudah di dalam pesawat sampai
informasi persiapan penjemputan di airport, tempat penginapan dan jadwal
program acara. Akan tetapi kordinasi ini juga untuk mengantisipasi
hal-hal lain yang mungkin terjadi tanpa terduga.
Misalnya
pada hari Sabtu tanggal 9 April lalu, ketika transit di airport
Dallas dalam perjalanan dari Tulsa ke Las Vegas, Bu Navitri mengirim
pesan bahwa pesawat akan delay di Dallas karena ada kerusakan teknikal
pada pesawat berikutnya. Pesan Bu Navitri ini layaknya seperti pesan
(yang sangat terkenal itu) yang disampaikan oleh para astronaut ketika
berada di luar angkasa ke pusat missin control yang berada di kota
Houston apabila mereka menghadapi masalah di ruang angkasa. “
Houston, we got a problem”
Dari
jadwal yang ada di dalam itinerary, transit di Dallas hanya sekitar 1
jam 45 menit, namun karena ada perbaikan teknikal maka terpaksa harus
menunggu. Waktu itu jam sudah menunjukkan sekitar jam 8:00 malam dan
dijadwalkan pesawat berangkat jam 8:45 malam waktu Dallas. Tapi
karena ada masalah teknikal, maka pesawat di delay sampai waktu yang
tidak diketahui. Dalam keadaan normal, penerbangan dari Tulsa ke Las
Vegas memakan waktu sekitar 4 jam terbang (tidak termasuk waktu
transit hampir 2 jam di Dallas).
Keadaan seperti inilah yang kadang diluar dugaan kita, oleh karena itu kordinasi dan komunikasi antara
contact person
di kota-kota yang berkaitan dalam perjalanan pada saat tersebut
sangatlah penting. Alhamdulillah, seperti halnya ketika di kota-kota
lainnya sebelumnya dimana kordinasi dan komunikasi atara
contact person
lokaliti sangat baik sekali, maka pada malam ini yang saling
berkodinasi adalah Kordinator di Tulsa Pak Asnul Bahar, Kordinator di
Dallas Pak Herman Muchtar yang kebetulan beliau adalah seorang
engineer di American Airlines (pesawat yang ditumpangi oleh Bu Hajjah
dan Bu Navitri) serta Kordinator kota yang dituju Las Vegas yaitu Pak
Syaiful Hendra dan
mission control di Houston.
Sambil
menuggu pesawat delay, Bu Hajjah dan Bu Navitri sempat menikmati
makan malam bekal yang disediakan oleh Bu Indri dari Tulsa. Tentu ini
merupakan salah satu kenangan tersendiri buat Bu Hajjah disela-sela
dakwahnya di Amerika dan Kanada dalam LKII tahun ini. Betapa tidak,
siapa yang pernah makan nasi uduk di bandara di Amerika? Disamping
dijamin halalan toyyiba juga pasti terasa sekali nikmat memakan nasi
uduk di negeri orang. Lagi pula dimana kita bisa ketemu orang jual
nasi uduk di bandara di Amerika? Mutar-mutar 6 hari 6 malam keliling
bandara juga tidak akan bakalan ketemu. Nasi uduk jadi makanan langka,
nah di sinilah nikmatnya.
Setelah menikmati nasi uduk
yang halalan toyyiba ini, Bu Hajjah dan Bu Navitri merasa lega.
Menjadi semakin lega lagi setelah mendengar pengumuman bahwa pesawat
yang menuju Las Vegas siap untuk berangkat. Saat itu jam sudah
menunjukkan pukul 10:36 malam waktu Dallas.
Perjalanan dari
Dallas ke Las Vegas hampir 3 jam lagi, jadi diperkirakan sampai di Las
Vegas pukul 11:30 malam waktu setempat atau pukul 1:30 dini hari waktu
Dallas dan Houston.
Alhamdulillah, tepat dengan waktu
yang direncanakan, pesawat mendarat di bandara Las Vegas hampir tengah
malam. Bu Hajjah dan Bu Navitri bukan saja disambut oleh Pak Syaiful
dan Bu Fatma yang sudah siap menunggu di bandara, tetapi kedatangan
beliau berdua juga disambut oleh gemerlapnya cahaya yang menyinari serta
suasana hiruk pikuk kota Las Vegas.

Las Vegas, yang
terletak di Negara bagian Nevada adalah kota yang kedelapan yang
dikunjungi oleh Bu Hajjah dalam rangkaian 13 kota yang akan dikunjungi
selama LKII 2011 ini. Walaupun sampainya tengah malam, tapi Bu Hajjah
sama sekali tidak melihat suasana layaknya malam hari di kota ini.
Sejak turun dari pesawat, sorotan lampu terang benderang dari segala
sudut telah menyulap malam bagaikan siang. Kota ini ibaratnya tidak
pernah tidur. Terus begeliat dan berputar tanpa henti bersamaan dengan
putaran waktu. Gemerlap cahaya berwarna-warna dengan berbagai desain
dan bentuk yang dipancarkan dari lampu-lampu di pinggir jalan, dari
gedung-gedung tinggi yang menjulang, hotel-hotel, tempat-tempat
hiburan, billboard, signboard, restoran, rumah-rumah penduduk serta
dari segala sudut dan tempat lainnya
Pada waktu pertama
sekali kita merintis syiar dakwah di kota Las Vegas melalui rangkaian
program LKII dan Safari Ramadhan sekitar 3 tahun yang lalu, banyak
sekali yang terkejut dan merasa pesimis. Berbagai komentar lucu
dilontarkan oleh para jamaah di kota lain,
“Ah masak sih Ustadz di bawa ke Las Vegas, bukannya ceramah, nanti malah di bawa ke casino”. Yang lain menimpali
, “Emangnya ada orang yang mau dengarin ceramah di Las Vegas?” Kemudian disambung lagi dengan komentar “
Enggak salah nih Pak, mengirim ustadz ke Las Vegas? Berbagai
komentar lainnya terdengar saat itu, mulai dari yang serius sampai
pada sekedar bercanda. Hal ini tentu dapat dimaklumi, mengingat image
kota Las Vegas yang erat dikaitkan oleh sebagian besar orang sebagai
kota judi, tempat berbagai maksiat, hiburan orang dewasa serta suasana
kehidupan malamnya. Tidak heran kalau kota ini digelari sebagai
the sin city. Seakan-akan sudah menjadi kesepakatan semua orang bahwa kota ini memang penuh bergelimang dengan dosa.
Kesan
yang didapat bagi orang yang baru pertama kali menginjakkan kaki di
kota ini memang demikian. Apalagi bila pertama kali menatap wajah kota
ini di malam hari. Gemerlap cahaya berwarna-warni langsung menerpa
wajah. Kelap-kelip cahayanya seakan-akan mengajak untuk ikut menari
mengikuti irama kehidupan malam di kota ini. Sorotan lampu-lampu dan
sinar cahaya terang benderang di berbagai tempat dan sudut telah
menyulap kota ini bagaikan tak pernah tidur. Semakin malam semakin
seronok.
Namun sejak malam hari Minggu tanggal 10 April
2011 yang lalu, ada cahaya lain yang dirasakan oleh jamaah muslim
Indonesia yang tinggal di kota Las Vegas dan sekitarnya. Pada malam
itu adalah malam pertama Hj. Irena Handono memberikan ceramahnya di
kota Las Vegas. Sudah sejak awal Panitia LKII lokaliti Las Vegas
mempersiapkan acara ini sebaik-baiknya. Seluruh masyarakat muslim
Indonesia yang tinggal di sekitar kota Las Vegas diundang untuk
mengikuti ceramah ini. Melihat latar belakang biografi Ibu Hj. Irena
Handono, banyak jamaah yang tertarik untuk datang mendengarkan
ceramh-ceramah beliau. Topik-topik kajian yang akan disampaikan oleh
Ibu Hj. Irena terasa dekat dan akrab dengan apa yang mereka rasakan
dan hadapi dalam kehidupan nyata mereka sehari-hari. Oleh karena
itulah sejak malam pertama sampai hari terakhir jumlah jamaah yang
hadir cukup banyak. Dilaporkan oleh Pak Syaiful Hendra, semua jamaah
antusias dan tekun mengikuti dan mendengarkan ceramah-ceramah yang Bu
Hajjah sampaikan. Bagitu antusias dan banyaknya pertanyaan-pertanyaa
yang diajukan oleh jamaah, sampai-sampai acara berlanjut sampai larut
malam dan apabila tidak di hentikan oleh moderator bisa-bisa sampai
subuh.
Topik-topik kajian dan ceramah yang disampaikan
kali ini ternyata sesuatu yang ditunggu-tunggu oleh sebagian jamaah di
Las Vegas. Banyak teka-teki, kemusykilan serta ketidak pastian karena
ketidaktahuan yang dipendam dalam hati oleh sebagian jamaah selama
ini. Disamping keingin tahuan sebahagian jamaah sehingga mendorong
mereka untuk hadir, usaha-usaha yang dilakukan oleh Panitia Lokaliti
Las Vegas yang tidak henti-hentinya mengajak jamaah lainnya yang tidak
pernah sekalipun ikut pengajian perlu mendapat penghargaan. Banyak
diantara jamaah yang selama ini sulit dan tidak mau diajak ikut datang
ke pengajian mau datang. Cara-cara Bu Hajjah yang tenang, tegas dan
jelas serta to the point dalam menyampaikan ceramah-ceramahnya
ternyata mengena dihati para jamaah. Terutama topik-topik yang sangat
sensitif bagi sebagian saudara-saudara kita yang tinggal di kota
semacam Las Vegas ini, misalnya tentang valentine day, perayaan natal,
perayaan ulang tahun, cara berpakaian menurut Islam sampai pada
kajian perbandingan agama.
Para jamaah mengaku mereka
seakan-akan mendapatkan siraman cahaya yang lain daripada apa yang
mereka rasakan setiap malam selama ini. Gemerlap cahaya selama 3 malam
mereka mengikuti kajian dan ceramah-ceramah yang disampaikan oleh Bu
Hajjah terasa sejuk, nyaman dan semakin menerangi hati nurani mereka.
Interaksi dengan Bu Hajjah tidak hanya telah memberikan wawasan baru
tapi juga telah menjalin hubungan silaturahim sesama umat Islam. Bu
Hajjah sendiri mengakui kalau Beliau sudah merasa seperti keluarga
dengan jamaah-jamaah muslim Indonesia di Amerika, khususnya ketika di
Las Vegas ini. Sambutan dan layanan para jamaah yang sangat besar ini
memberikan tambahan semangat yang kuat buat Bu Hajjah untuk terus
berdakwah dan memberikan hidup ini bermanfaat untuk orang lain.
Diantara
jamaah yang hadir, ada seorang jamaah yang benar-benar telah
mendapatkan cahaya pada malam itu. Cahayanya bukan cahaya lampu
gemerlap yang selalu menyinari kota Las Vegas setiap malam. Cahaya ini
adalah cahaya sinar nur ilahi berupa cahaya hidayah yang telah masuk
dan menyinari seorang jamaah wanita di Las Vegas. Rupanya selama 3
malam berturut-turut, tanpa diketahui oleh sesiapapun, salah seorang
jamaah wanita, sister Sarah (bukan nama sebenarnya) tekun mengikuti
dan menyimak kajian Bu Hajjah satu-persatu. Hatinya tergetar,
jantungnya berdegup kencang menerjang terjang. Hari pertama dia ikuti
pengajian Bu Hajjah dengan penuh perhatian. Hari kedua dia hadir lagi
dan ingin hadir lebih awal seakan-akan tidak ingin melewatkan
sedikitpun untuk mendengarkan uraian ceramah yang akan disampaikan.
Aktif bertanya sana-sini seakan-akan ingin meluapkan semua apa saja
yang selama ini menyesakkan dadanya. Tidak cukup, ketika semua hadirin
telah pulang dia tetap tinggal, berharap agar dapat bertemu dan
bediskusi langsung dengan Bu Hajjah.
Demikian juga pada
hari dan malam ketiga, sister Sarah datang lebih awal dan mendengarkan
semua ceramah yang disampaikan Bu Hjjah dengan seksama dan penuh
perhatian. Disimaknya satu persatu isi ceramah dengan tekun, kadang-kala
terlihat dia agak gelisah di tempat duduknya. Tidak ada seorangpun
yang tahu apa yang sedang difikirkan dan dirisaukannya. Hanya dia
sendiri yang tahu. Apa yang dapa dlihat adalah apabila ada kesempatan
untuk bertanya dan memberikan komentar, dia memanfaatkan
sebaik-baiknya kesempatan ini. Seakan-akan ada yang ingin dia cara dan
cari yang belum dapat dia temukan selama ini. Semakin dia cari dan
cari malam itu, semakin jelas dia lihat cahaya yang datang di ujung
terowongan yang gelap. Semakin larut malam, semakin dekat akhir dari
ceramah yang Bu Hajjah sampaikan pada malam terakhir di Las Vegas itu,
semakin jelas sinar cahaya yang sister Sarah lihat dan semakin
mendekati dirinya. Hatinya terasa terang benderang melebihi terangnya
gemerlap lampu yang menyinari setiap pojok kota Las Vegas di malam
itu.
Seperti malam-malam sebelumnya, setelah acara
ceramah pada Selasa malam tanggal 12 April 2011 itu selesai, sister
Sarah tidak langsung pulang atau berbaur dengan jamaah lainnya untuk
saling sapa atau mencicipi hidangan yang telah disediakan, melainkan
dia langsung menyempatkan diri menemui Bu Hajjah. Rupanya kali ini
sister Sarah tidak menemui Bu Hajjah sendirian, dia diikuti oleh
seorang lelaki disampingnya. Mereka berdua meminta untuk bisa bertemu
dan berbicara dengan Bu Hajjah, sambil mengajak Bu Hajjah berpindah
tempat sedikit ke tempat yang agak bersifat private di rumah itu, di
pojok suatu ruangan.
Sister Sarah memperkenalkan lelaki yang berada disampingnya itu kepada Bu Hajjah, “
Bu Hajjah, perkenalkan ini Abdullah”. (bukan nama sebenarnya). Kami ketemu Ibu ingin bertanya Bu”
“
O silahkan bertanya apa-apa saja yang mungkin kurang jelas”, sambut Bu Hajjah seperti biasanya dengan tenang dan ramah.
“Tidak Bu Hajjah, semuanya sudah jelas pada saya, tidak ada yang ingin saya tanyakan, semuanya sudah jelas”, tegas sister Sarah.
“Apa
yang Ibu sampaikan selama ceramah 3 malam ini, telah menguatkan hati
saya. Saya ingin mengucapkan syahadat, saya ingin masuk Islam malam
ini”, sambung sister Sarah dengan penuh semangat.
“Allahu Akbar”, terlontar dari mulut Bu Hajjah menyaksikan peristiwa yang sama sekali tidak diduganya ini.
Lelaki
yang bersama sister Sarah tadi, brother Abdullah, tiba-tiba menangis
terisak-isak. Air matanya berlinang mengucur membasahi pipinya. Tanpa
kuasa menahan tangisnya, brother Abdullah dengan terbata-bata
mengucapkan,
“Bu Hajjah, do’a saya selama ini akhirnya di kabulkan
oleh Allah pada malam ini. Sudah lama saya menanti saat-saat seperti
ini. Sarah adalah isteri saya. Dia beragama Kristen dan saya Islam.
Kami sudah menikah di catatan sipil di sini. Kami sudah menikah lebih
kurang 5 tahun. Selama ini kami masing-masing dengan agama kami. Namun
saya selalu berdo’a agar Sarah masuk Islam. Syukur, malam ini dia
akhirnya mengucapkan dua kalimah syahadat”.
Alhamdulillah,
pada malam itu sister Sarah mengucapkan syahadat dan berikrar masuk
Islam. Mereka berdua berjanji akan melaksanakan pernikahan syah
kembali secara Islam, melalui akad nikah secara Islam.
Para
jamaah yang masih tinggal pada malam itu mengucapkan syukur dan
tahniah kepada sister Sarah dan brother Abdullah. Tidak ada lagi
ganjalan yang dirasakan oleh sister Sarah dan brother Abdullah
terhadap status perkawinan mereka dari sudut pandang agama Islam serta
juga bagi semua sahabat-sahabat mereka jamaah muslim Indonesia di Las
Vegas. Semuanya telah menjadi jelas. Semuanya telah menjadi terang,
karena malam ini Las Vegas telah disinari oleh gemerlap cahaya yang
terang benderang, bukan oleh cahaya lampu-lampu disepanjang jalan dan
gedung-gedung serta pusat-pusat hiburan malam, akan tetapi cahaya
hidayah yang memancar dari relung hari sanubari seorang muallaf,
sister Sarah, teman, sahabat, kenalan dan saudara mereka dalam Islam.
Bagi
Bu Hj. Irena Handono sendiri, ini adalah pengalaman yang luar biasa
dalam perjalanan syiar dakwahnya di Amerika Serikat dan Kanada. Tidak
pernah menyangka peristiwa semacam ini akan terjadi. Islam itu memang
luar biasaya, kata Bu Hajjah. Allah itu Maha Besar dan Maha Agung.
Islam itu rahmatin lil alamin serta bumi ini adalah milik Allah. Siapa
yang menyangka di kota Las Vegas yang dijuluki sebagai the sin city
ini, justeru dipilih oleh Allah sebagai tempat seorang hamba-NYA
mendapatkan hidayah, mendapatkan sinar Islam. Ini membuat kita semua,
sambung Bu Hajjah, semakin yakin akan Kekuasaan dan keMaha Besaran
Allah SWT.
Houston, 18 April, 2011
Zulfan Efendi
Catatan:
Sarah
dan Abdullah bukan nama sebenarnya. Untuk sementara ini, mereka
berdua meminta agar identitas mereka berdua tidak diekspos dulu.
Mereka ingin mereka berdua orang yang pertama yang akan menyampaikan
berita Sarah masuk Islam ini kepada orang tua mereka dan kedua pihak
family mereka.